Page 49 - 16Feb18-BG Kristen kelas IX.indd
P. 49
diciptakan supaya manusia tidak dipaksa untuk bekerja terus tujuh hari seminggu,
melainkan diberikan kesempatan untuk beristirahat. Inilah unsur keadilan dalam
hukum Sabat. Namun pada praktiknya, di masa Tuhan Yesus, hukum Sabat
digunakan untuk menindas orang yang menderita sakit sehingga mereka tidak
boleh disembuhkan.
4. Seberapa besar peranan kaum perempuan di gerejamu sekarang? Apakah mereka
juga terlibat dalam kepemimpinan gereja sebagai penatua, pendeta, atau sebagai
uskup?
Kunci jawaban: Di banyak komunitas di dunia kaum perempuan sering kali
dianggap tidak penting, tidak berharga, tidak layak berperan di ruang publik. Di
berbagai komunitas agama pun hal ini terjadi bahkan sampai sekarang. Di beberapa
gereja di sejumlah negara, perempuan masih dilarang untuk menjadi pendeta.
Apalagi uskup! Di sini siswa diminta untuk mengamati bagaimana peranan
perempuan di gereja mereka. Apakah perempuan hanya dijadikan pemain kelas
dua, sebagai pelengkap saja, dan bukan sebagai pemeran utama seperti pendeta
dan bishop atau ketua sinode. Ada berbagai alasan yang mungkin dikemukakan.
Misalnya bahwa Yesus hanya memilih laki-laki sebagai murid-murid-Nya. Hal
ini jelas tidak benar, sebab ada sejumlah perempuan yang sering berada di dekat
Yesus dan berperan juga sebagai murid, seperti Maria dan Marta.
5. Kalau kaum upaya perempuan di gerejamu kurang berperan, apakah sebabnya?
Bagaimana memperbaiki keadaan tersebut?
Kunci jawaban: Peran perempuan yang terbatas sering kali disebabkan oleh
kuatnya budaya patriarkhi yang berlaku dalam suatu masyarakat tertentu.
Budaya patriarkhi adalah budaya yang menganggap hanya laki-lakilah yang
layak menjadi pemimpin. Tuhan Yesus dan gereja perdana jelas menolak hal
ini. Supaya perempuan dapat memainkan peranan yang lebih besar, gereja perlu
dengan sengaja memberikan kepercayaan dan peran kepada kaum perempuan,
mengadakan pelatihan-pelatihan kepemimpinan supaya kaum perempuan memiliki
rasa percaya diri untuk dapat memimpin.
G. Nyanyian Penutup
Nyanyian penutup NKB 111 ”Gereja Bagai Bahtera”
Melalui lagu ini, siswa diajak untuk merenungkan arti gereja dan pergumulannya
di dunia. Lagu ini dengan jelas menggambarkan bahwa kehidupan gereja penuh
dengan tantangan dan gereja sering kali harus jatuh bangun dalam menghadapi semua
tantangan hidupnya. Namun semua itu akan dapat diatasi apabila gereja tetap setia
dan taat kepada Tuhan sebagai Nakhoda Agung yang memimpin pelayaran gereja di
tengah dunia.
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti
41