Page 65 - 16Feb18-BG Kristen kelas IX.indd
P. 65

gereja-gereja ini antara lain terdiri dari Gereja Pantekosta di Indonesia, Gereja
                 Gerakan Pentakosta, Gereja Pantekosta Pusat Surabaya, Gereja Bethel Indonesia,
                 dan Gereja Bethany Indonesia. Untuk pemahaman lebih jauh mengenai aliran-aliran
                 lainnya, silakan melihat daftar di ”Daftar denominasi Kristen” di Wikipedia bahasa
                 Indonesia.
                    Kekristenan datang ke Indonesia pada waktu yang cukup dini. Beberapa
                 peninggalan sejarah menunjukkan bahwa di Barus, Sumatera Utara, pernah hadir
                 kekristenan Nestorian yang berasal dari Suriah. Bentuk kekristenan ini juga pernah
                 hadir di  Tiongkok dan meninggalkan sebuah prasasti besar di Xi-nan. Namun
                 demikian, sama seperti kekristenan Nestorian di Tiongkok yang kemudian punah,
                 kekristenan Nestorian di Barus pun hilang begitu saja. Mengapa demikian? Rupanya
                 orang-orang Kristen Nestorian ini terasing dari masyarakat sekitarnya. Mereka
                 hidup dengan tata cara orang-orang Suriah, menggunakan bahasa Suriah yang tidak
                 dipahami oleh masyarakat sekitar.
                    Bentuk kekristenan berikutnya datang pada abad XVI bersama orang-orang
                 Portugis dan Belanda yang mencari rempah-rempah di Kepulauan Nusantara. Maka
                 terbentuklah kelompok-kelompok Katolik Roma dan Protestan, sesuai dengan agama
                 orang-orang Portugis dan Belanda, di berbagai wilayah di Maluku dan belakangan
                 di Nusa  Tenggara  Timur. Persaingan kaum kolonialis Portugis dengan Belanda
                 kemudian juga melahirkan persaingan antara Gereja Katolik Roma dan Gereja-gereja
                 Protestan. Misalnya, ketika orang-orang Portugis dikalahkan Belanda di Maluku,
                 mereka melarikan diri ke Timor Timur (sekarang menjadi Timor Leste) dan Flores.
                 Di sana mereka membentuk kelompok-kelompok umat Katolik Roma. Sementara
                 itu, orang-orang Katolik di Maluku banyak yang dipaksa Belanda untuk pindah
                 menjadi Kristen Protestan. Hal ini dianggap sebagai sesuatu yang wajar karena
                 di Eropa, pada Perjanjian Perdamaian Augsburg, dicapai kesepakatan yang antara
                 lain mengatakan cuius regio, eius religio. Artinya, ”siapa yang menguasai wilayah
                 tertentu, agamanyalah yang harus dianut oleh penduduk di wilayah itu”. Hal ini juga
                 dipraktikkan oleh kaum kolonialis Belanda yang mengalahkan kolonialis Portugis.
                    Di Maluku orang-orang Kristen Protestan kemudian membentuk apa yang disebut
                 Indische Kerk (artinya, Gereja Hindia) yang kini berubah nama menjadi Gereja
                 Protestan Indonesia merupakan himpunan sejumlah gereja yang berlatar belakang
                 dari Indische Kerk.
                    Kemudian datang pula bermacam-macam zendeling atau misionaris (pengabar
                 Injil) yang bekerja di berbagai wilayah Indonesia.  Ada yang berasal dari
                 Gereformeerd Zendingsbond (GZB), dari NZV (Nederlandsche Zendingsvereeniging)
                 NBG (Nederlands Bijbelgenootschap), NGZV (Nederlandsche Gereformeerde
                 Zendingsvereeniging), dan Utrecht Zendings Vereeniging, yang umumnya melahirkan





                                                 Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti
                                                                                         57
   60   61   62   63   64   65   66   67   68   69   70