Page 63 - 16Feb18-BG Kristen kelas IX.indd
P. 63
Sumatera seperti Huria Kristen Batak Protestan, Gereja Kristen Protestan Indonesia,
Gereja Kristen Protestan Simalungun, Gereja Kristen Protestan Mentawai, dan
Banua Niha Keriso Protestan). Pecahan lainnya adalah gereja-gereja Calvinis yang
terbagi menjadi Gereja-gereja Reformasi Eropa Daratan yang paling banyak tersebar
di Indonesia karena sejarah misi dari Belanda (hasilnya adalah Gereja Protestan
Indonesia di bagian Barat, Gereja Kristen Indonesia, Gereja Batak Karo Protestan,
Gereja-gereja Kristen Jawa, Gereja Kristen Pasundan, Gereja Protestan Maluku,
Gereja Masehi Injili di Minahasa, Gereja Masehi Injili di Timor, Gereja Masehi Injili
di Bolaang Mongondow, Gereja Kristen Sulawesi Tengah, dan Gereja Toraja.), dan
Gereja Presbiterian yang umumnya menyebar di negara-negara berbahasa Inggris
atau bekas koloni Inggris (Skotlandia, Amerika Serikat, India, Malaysia, Singapura,
dan Filipina).
Gereja Anglikan hadir di Indonesia terutama melalui kehadiran orang-orang
Inggris, Australia, dan Selandia Baru. Di Indonesia hanya ada satu gereja Anglikan
yang terletak di Jakarta Pusat.
Gereja Baptis terlahir dari berbagai gerakan yang muncul di berbagai tempat.
Ada empat pandangan tentang asal-usul Gereja Baptis, yaitu pertama, gerakan yang
muncul dari kelompok Separatis di Inggris (lihat gambar 2.2); kedua gerakan yang
muncul dari kelompok Anabaptis; ketiga pandangan yang menganggap bahwa iman
dan praktik gereja Baptis telah ada sejak zaman Yesus; dan keempat pandangan yang
menyatakan bahwa gereja ini sudah ada dalam garis yang tidak terputus sejak zaman
Yesus. Namun demikian, para pakar sejarah umumnya menyatakan bahwa Gereja
Baptis muncul di Amsterdam pada 1609, melalui Pdt. John Smyth, seorang separatis
Inggris. Smyth menolak baptisan anak-anak dan hanya menerima baptisan dewasa.
Orang-orang Baptis umumnya menuntut pemisahan yang tegas antara gereja dengan
negara. Gereja harus terpisah secara total dari politik. Di Indonesia gereja ini hadir
sebagai Gereja Baptis Indonesia.
Kaum Separatis atau Puritan muncul di Inggris. Mereka banyak dipengaruhi oleh
gerakan reformasi oleh Yohanes Calvin, terutama yang terjadi di Belanda. Karena
pengaruh itu, mereka merasa tidak puas dengan reformasi yang terjadi di Gereja
Anglikan dan penerimaan gereja tersebut terhadap praktik-praktik yang masih sangat
erat terkait dengan Gereja Katolik Roma. Teologi kaum Puritan umumnya mengikuti
teologi Calvinis dan mereka cenderung untuk memisahkan diri dari kelompok Kristen
lainnya manapun. Oleh karena itu mereka dinamai kaum Separatis. Mereka yang
tidak memisahkan diri dari Gereja Anglikan disebut ”puritan nonseparatis”. Banyak
dari anggota Puritan yang kemudian beremigrasi ke Amerika Serikat dan mendirikan
komunitas mereka sendiri. Kini sebagian dari kelompok ini bergabung ke dalam
gereja-gereja Presbiterian, sementara yang lainnya di gereja-gereja Kongregasionalis.
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti
55