Page 82 - 16Feb18-BG Kristen kelas IX.indd
P. 82
Paulus mengecam mereka yang makan dengan lahap dan melupakan saudara-
saudara mereka yang datang terlambat. Akibatnya, kata Paulus, ”…tiap-tiap orang
memakan dahulu makanannya sendiri sehingga yang seorang lapar dan yang lain
mabuk.” (1 Kor. 11: 21) Paulus menasihati jemaat Korintus agar mereka tidak
melakukan hal ini. Ia mengajarkan agar mereka yang dapat datang lebih dahulu
hendaknya makan dulu di rumah agar mereka tidak menghabiskan makanan bawaan
mereka di gereja.
Kegiatan 3: Mengadakan Perjamuan Kasih
Perjamuan Kasih dapat diadakan sebagai bagian dari suatu kebaktian. Banyak
gereja yang menyelenggarakannya sebagai bagian dari kebaktian Jumat Agung,
atau kebaktian Kamis Putih, pada malam sebelum Jumat Agung, sebagai peringatan
akan perjamuan malam terakhir Tuhan Yesus bersama murid-murid-Nya sebelum
Ia ditangkap dan disalibkan. Sering kali kebaktian dilangsungkan seperti biasa, lalu
setelah kebaktian selesai, seluruh jemaat ikut serta dalam Perjamuan Kasih. Setiap
anggota gereja diharapkan membawa suatu jenis makanan tertentu yang biasa mereka
siapkan di rumah. Jumlahnya tidak perlu banyak-banyak, cukup untuk dua atau tiga
orang saja. Ketika makanan ini dikumpulkan, maka jumlahnya menjadi banyak
sekali, dan semua orang dapat makan dengan cukup, bahkan juga termasuk mereka
yang mungkin tidak mampu membawa apa-apa untuk dibagikan dalam Perjamuan
Kasih.
Perjamuan Kasih dapat diadakan dengan sederhana, sebagai sebuah makan
bersama, diawali dengan doa pengucapan syukur. Setelah itu setiap orang mengambil
makanan untuk dimakan, sesuai dengan kebutuhannya, sambil mengingat orang lain
yang juga akan ikut serta makan.
D. Gereja yang Tidak Membeda-Bedakan
Kisah Para Rasul melukiskan kehidupan umat Kristen perdana yang indah.
Mereka tidak egois melainkan membagi-bagikan harta mereka kepada semua orang
dan hidup dengan secukupnya sehingga setiap orang dapat hidup dengan cukup pula.
Tidak mengherankan apabila dalam ayat 47 dikatakan bahwa ”… mereka disukai
semua orang”. Orang-orang yang bukan Kristen di sekitar mereka dan melihat
kehidupan kelompok baru ini tampak senang dengan mereka. Tidak mengherankan
apabila setiap hari semakin banyak orang yang bergabung dengan kelompok ini.
Dalam Perjamuan Kasih ini tergambar persekutuan yang sangat erat dan mendalam
antara orang-orang Kristen perdana ini. Tidak ada pembeda-bedaan di antara mereka.
Orang-orang dari kelas atas bergabung dengan mereka yang dari kelas bawah. Orang
seperti Onesimus, seorang budak yang melarikan diri dari rumah tuannya, disapa
sebagai anak dan buah hati oleh Rasul Paulus (lihat Filemon). Dalam Galatia 3: 28,
Paulus mengatakan, ”Dalam hal ini tidak ada orang Yahudi atau orang Yunani, tidak
ada hamba atau orang merdeka, tidak ada laki-laki atau perempuan, karena kamu
Kelas IX SMP
74