Page 84 - 16Feb18-BG Kristen kelas IX.indd
P. 84
Pada kenyataannya kita harus mengakui bahwa sering kali gereja gagal
mewujudkan dirinya komunitas seperti yang dicita-citakan oleh Tuhan Yesus. Bila
itu yang kamu temukan di gereja mereka, ajaklah mereka menyusun rencana untuk
mengatasi jurang-jurang pemisah yang ada itu.
E. Pdt. Dr. Martin Luther King, Jr. dan Perjuangannya
Pdt. Dr. Martin Luther King, Jr. (1929–1968), seorang pendeta Gereja Baptis,
adalah seorang tokoh pejuang hak asasi manusia dari Amerika Serikat. Ia berjuang
untuk hak-hak orang-orang kulit hitam yang tidak dianggap sebagai manusia setara
dengan orang-orang kulit putih, karena mereka adalah keturunan budak. Seseorang
yang dilahirkan dari pasangan campuran, akan melahirkan keturunan yang selamanya
dianggap ”cacat” karena darah pasangan yang berkulit hitam. Hal ini disebut sebagai
”Aturan Setetes Darah”. Artinya, bila ada setetes saja darah orang kulit hitam pada
diri seseorang kulit putih, maka hal itu akan membuatnya tidak layak digolongkan
sebagai orang kulit putih.
Pada masa itu, orang-orang kulit hitam dilarang masuk ke tempat-tempat umum,
restoran-restoran yang disediakan khusus untuk orang-orang kulit putih. Gereja
mereka pun dipisahkan oleh warna kulit mereka. Ada gereja-gereja yang dikhususkan
untuk orang kulit putih yang tidak boleh dimasuki oleh orang kulit hitam. Bila mereka
naik bus, mereka harus duduk di belakang. Apabila ada orang kulit putih yang naik ke
dalam bus itu, mereka harus berdiri dan memberikan tempat duduk mereka kepada
orang itu, meskipun misalnya yang naik itu seorang laki-laki muda yang sehat dan
kuat, dan orang kulit hitam itu seorang perempuan tua rentah dan sakit. Padahal
sebagian besar orang Amerika Serikat beragama Kristen. Mengapa terjadi pemisahan
dan diskriminasi seperti itu yang mestinya sudah dihapuskan oleh gereja perdana?
Perjuangan Pdt. King dimulai ketika Rosa Parks mengalami diskriminasi karena
ia menolak pindah dari tempat duduknya di bus dan menyerahkannya kepada seorang
laki-laki kulit putih.
Pada suatu malam
yang dingin di kota
Montgomery, Alabama,
Amerika Serikat, pada
bulan Desember 1955,
Rosa Parks, seorang
perempuan kulit
hitam, menolak untuk
menyerahkan kursinya
di bus kepada orang
Sumber: www.fl ickr.com
kulit putih yang baru Gambar 3.2 Rosa Parks di bus yang tersegregasi di Montgomery
Kelas IX SMP
76