Page 88 - 16Feb18-BG Kristen kelas IX.indd
P. 88
Tanah Kusir tahun 80-an dan 90-an. Lokasi yang kini bernama Delman Elok
itu dulu belum punya nama. Ada satu masjid lingkungan yang bernama Istiqomah,
sekarang berlokasi di Delman Indah III. Kami semua, keluarga dari banyak RW di
peninggaran, sebagian Jalan Bendi, dan Jalan Delman, salat dan mengaji di situ.
Pak Dabbas Rahmat adalah salah satu ustad pertama di Istiqomah.
Pada tahun 90, didirikanlah sebuah musala bernama Baiturrahman di Delman
Elok 2, sementara di Delman Elok 1 sudah ada GBKP dan Gereja Simalungun yang
konon katanya pindah karena ditolak di daerah Pondok Labu, tapi itu hanya cerita
yang kami dengar saat kecil.
Tiap kali ada perayaan dan pertunjukan Natal, anak lingkungan Delman Elok
selalu menonton dari luar dan tidak ada yang melarang. Saat salat Idul Fitri digelar
pada hari Minggu, Pak Pendeta selalu ikut berdiri di ujung jalan untuk meminta para
jemaatnya memarkir mobil jauh dari gereja dan berjalan memutar.
Hanya saat salat Idul Fitri dan Idul Adha kami menutup jalan, itu pun baru
beberapa tahun terakhir karena lapangan di Bendi Raya yang dikenal dengan nama
Lapangan Puma sudah dijadikan taman oleh Pemda DKI. Saat menggelar pengajian,
kami tidak pernah menutup jalan dan kami merasa derajat keislaman kami tidak
berkurang karena tak sampai menutup jalan.
Pada hari biasa, kami anak-anak Muslim dibesarkan di Masjid Istiqomah dan
Musala Baiturrahman, termasuk lomba azan dan mengaji serta latihan membaca
Al Fatihah dengan tajwid dan pelafalan yang tepat selama bersubuh-subuh. Sejak SD
saya sudah membaca buku Hadits Bukhari Muslim dan Fikih Shalat Empat Mazhab
milik ibu saya yang hingga kini masih ada di lemari buku saya. Kami akrab dengan
lekar, lalu dengan kegiatan menjadi amil menjelang Idul Fitri, serta menjadi tukang
parkir gereja saat Natal dan Paskah.
Kami semua orang Indonesia: memakai kopiah hitam, celana pendek dengan kaus
atau kemeja, serta sarung yang seusai salat dapat dipakai untuk saling mencambuk
dengan teman.….
Sungguh suatu kesaksian yang indah bukan ketika orang-orang dari agama, suku
bangsa, keturunan, dan kelas sosial dapat hidup berdampingan dengan damai. Bagian
ini tidak terdapat di dalam Buku Siswa, jadi guru dapat membacakannya bagi mereka.
3. Pdt. Dr. Martin Luther King, Jr. menunjukkan pentingnya perjuangan hak-hak
asasi manusia demi menciptakan suatu persekutuan manusia yang lebih adil.
Ia pernah mengatakan, ”Injustice anywhere is a threat to justice everywhere.”
Artinya, ketidakadilan di manapun juga adalah ancaman kepada keadilan di
mana-mana. Tanyakanlah kepada siswa, apakah gereja mereka juga sudah terlibat
dalam tugas untuk mewujudkan persekutuan manusia yang lebih adil? Jika ya,
mintalah mereka menceritakan apa yang sudah dilakukan. Apabila gereja mereka
belum terlibat dalam perjuangan ini, apa sebabnya? Mungkin para pemimpin
Kelas IX SMP
80