Page 183 - kebudayaan
P. 183

Aku

                Kalau sampai waktuku
                ‘ku mau tak seorang ‘kan merayu
                Tidak juga kau

                Tak perlu sedu sedan itu

                Aku ini binatang jalang
                Dari kumpulannya terbuang

                Biar peluru menembus kulitku
                Aku tetap meradang menerjang

                Luka dan bisa kubawa berlari
                Berlari
                Hingga hilang pedih peri

                Dan aku akan lebih tidak peduli
                Aku mau hidup seribu tahun lagi


                Tema dalam  puisi  Aku mengisyaratkan lebih dari sekadar
            per juangan. Perjuangan itu konteksnya beberapa tahun sebelum
            kemerdekaan Indonesia. Jadi, kemerdekaan masih dalam “rahasia
            semesta” saat Chairil Anwar menulis puisi itu pada 1943.
                Nada dalam puisi Aku menuangkan gejolak dalam dialektika
            bunyi puitik dalam perpaduan kearkaikan sebuah bahasa. Dalam puisi
            ini, Chairil menggunakan padanan bahasa yang dianggap keseharian
            dan kearkaisan.                                                     Buku ini tidak diperjualbelikan.

                Rasa dalam puisi Chairil Anwar mengisyaratkan perasaan in-
            dividual yang sangat menggebu-gebu. Chairil Anwar berada dalam
            situasi penuh amarah dan jalang, tetapi ia begitu kompromi saat
            bergumul dengan bahasa.







          170    Narasi Kebangsaan dalam ...
   178   179   180   181   182   183   184   185   186   187   188