Page 210 - kebudayaan
P. 210
kepadanya. Semua harta boleh diambil dan menjadi hak Siti Mariah.
Selain itu, Siti Mariah akan diberikan uang f 10.000 dari kas pabrik
berikut surat melepaskan Siti Mariah yang mengharukan. Dalam surat
itu, disebutkan agar Siti Mariah nanti menandatangani surat di kantor
catatan sipil Banyumas yang menyatakan bahwa Sinyo Ari adalah anak
sah Henri Dam dan akan diasuhnya.
Sebelum Henri Dam dan Lucie tiba di Sokaraja, Joyopranoto
membawa Siti Mariah ke rumahnya yang besar di luar pabrik gula di
Desa Randubukit, agar Siti Mariah tidak tersiksa jika melihat Henri
Dam dan istrinya, Nyonya Lucie. Pada 22 Mei 1874, Henri Dam ber-
sama istri barunya, Lucie, berangkat dari Betawi naik kapal api ke
Cilacap, dari Cilacap mereka naik kereta ke Sokaraja. Sinyo Ari tidak
dibawa, bahkan tidak diberi tahu.
Mereka tiba di Sokaraja tanggal 27 Mei 1874. Semua orang di
pabrik prihatin melihat Henri Dam yang dulu begitu berwibawa kini
seperti bukan dirinya lagi. Mereka semua tahu kekejaman nyonya van
Holstein terhadap diri Henri Dam. Henri Dam kembali bekerja di
kantornya sebagai penguasa tertinggi di pabrik gula Sokaraja sekaligus
Kalibangor. Lucie sibuk di rumah dinas sebagai ibu rumah tangga.
Henri Dam memanggil Joyopranoto menghadap untuk memberikan
harta dan uang hak Siti Mariah, tetapi semuanya ditolak oleh Joyo-
pranoto. Ia bahkan memohon agar mulai 1 Juli 1874 diberhentikan
sebagai pegawai pabrik. Dia mengatakan akan pergi jauh dan meminta
Henri Dam melupakannya. Karena pikiran Henri Dam sudah rusak,
ia pun menyetujui permintaan Joyopranoto.
Tanggal 2 Juni 1874 Joyopranoto menandatangani surat notaris Buku ini tidak diperjualbelikan.
di Banyumas tentang pembagian harta yang menjadi hak Joyopranoto
yang telah bekerja selama 31 tahun, juga hak Siti Mariah, bahkan
hak Sarinem sebagai bibi pengasuh untuk Siti Mariah selama ini,
totalnya senilai f 57.450. Semua uang Siti Mariah diserahkannya untuk
disimpan oleh Joyopranoto. Siti Mariah hanya menerima surat lepas
Kebangsaan pada Era ... 197