Page 160 - Cerita-Rakyat-Pulau-Buru-Kezia-PDF
P. 160

Antologi CeritA rAkyAt PulAu Buru                                              Antologi CeritA rAkyAt PulAu Buru

            napas  panjang. Seolah mereka  masih ingin mendengar
            kelanjutan kisah dalam mimpi La Usman itu.

                  “Itulah mimpi saya, kawan. Kira-kira apa artinya?”
                  Daeng Mani mencoba menjelaskan arti mimpi itu.
            Menurutnya, dalam waktu tidak lama, kampung mereka
            akan  dikunjungi  oleh  seseorang  yang  akan  menjadi  anutan
            masyarakat kampung itu.

                  Benar apa yang dikatakan Daeng Mani. Tiada berapa
            lama, seorang saudagar dari tanah Arab tiba dan menetap
            di Pulau Buru. Saudagar itu datang untuk membeli kopra
            dan minyak Kayu Putih. Sambil berdagang, saudagar itu
            mengajarkan agama Islam.
                  Setelah sekian lama berdagang di Namlea, saudagar
            itu hendak mengunjungi kampung-kampung lain. Maka,  ia
            menuju kampung terdekat yang berada tidak jauh dari Namlea.
            Kampung yang dituju itu ialah kampung tandus berbukit yang
            dikenal sebagai kampung pengguna ilmu hitam.
                  Saudagar itu menyiapkan diri. Mereka akan melalui
            jalur darat. Seekor kuda jantan telah siap untuk membawa
            saudagar itu melintasi hutan hingga tiba di kampung tandus
            itu. Di kampung yang dituju, saudagar itu akan membeli
            minyak Kayu Putih dan juga menyiarkan agama Islam.

                  Dalam perjalanan menuju kampung tandus itu,
            saudagar itu berhenti sejenak untuk beristirahat. Saudagar itu
            memilih sebuah bukit di kampung tandus itu sebagai lokasi
            melepas lelah. Di atas bukit itu, saudagar itu memandang alam
            yang ada di kaki bukit.
                  “Kampung Sihoni!” batin saudagar itu.

                  Setelah dirasa cukup beristirahat, sang saudagar kembali
            melanjutkan perjalanan. Kampung tandus itu telah berada di
            depannya. Ia terus berjalan dan tibalah di kampung tandus itu.



                                       149                                                                            149
   155   156   157   158   159   160   161   162   163   164   165