Page 155 - Cerita-Rakyat-Pulau-Buru-Kezia-PDF
P. 155

Antologi CeritA rAkyAt PulAu Buru                                              Antologi CeritA rAkyAt PulAu Buru

                  “Saudara-saudara, adakah cara untuk menangkap
            raksasa itu?” tanya kepala desa lagi.

                  “Kita  menggali  lubang  besar  sebesar  ukuran  raksasa
            Lasimpo. Setelah lubang digali, kita menutupi mulut lubang
            itu pakai daun-daun. Raksasa itu kita pancing turun dari
            gunung. Kita usahakan agar melalui tempat lubang itu,” usul
            seorang warga.
                  Usul seorang warga itu diterima oleh semua warga juga
            kepala desa. Mereka sepakat bekerja pada malam hari karena
            raksasa saat itu sedang tidur.
                  Tiba malam hari, warga bahu-membahu menggali
            lubang. Sebagian lainnya mengumpulkan daun-daun dan
            ranting-ranting kering. Setelah bekerja 7 malam, lubang besar
            untuk jebakan raksasa itu selesai dibuat.
                  Keesokan harinya warga berbondong-bondong pergi ke
            hutan untuk memulai rencana mereka. Pada pagi itu, raksasa
            Lasimpo turun dari puncak gunung untuk berburu rusa.
            Wasima, istri raksasa itu seoarang diri di puncak gunung.
            Warga memulai rencana mereka. Seorang warga ditugasi
            memancing kedua raksasa itu.

                  “Wahai raksasa Wasima, keluar dan turunlah mengambil
            kami mangsamu ini. Daging kami sangat segar dan enak
            untuk kau makan. Kami persembahkan kepadamu supaya kau
            senang dan makan kenyang wahai raksasa Wasima,” teriak
            seorang warga memancing raksasa perempuan.
                  Tanpa berpikir panjang raksasa perempuan itu bergegas
            turun dari gunung untuk mengambil mangsanya itu. Ia berlari
            agar segera menangkap mangsanya. Dia tidak tahu bahwa di
            tepi gunung itu telah dibuat sebuah jebakan besar untuknya.
                  Sesampainya di kaki gunung, raksasa Wasima jatuh dan
            terpeleset masuk ke dalam lubang jebakan. Wasima berteriak
            meminta tolong kepada suaminya Lasimpo. Sayup-sayup,

                                       144                                                                            144
   150   151   152   153   154   155   156   157   158   159   160