Page 157 - Cerita-Rakyat-Pulau-Buru-Kezia-PDF
P. 157

Antologi CeritA rAkyAt PulAu Buru                                              Antologi CeritA rAkyAt PulAu Buru












                  SYIAR ISLAM DI KAMPUNG SIAHONI


                             Djamila Saanun, S.S.




                   lkisah, terdapat sebuah kampung kecil di Pulau Buru. Di
               Apantai kampung itu, tumbuh pohon bakau yang seolah
            melindungi kampung dari hantaman ombak. di kampung itu,
            ada bukit-bukit kecil. Wilayahnya tidak begitu luas.

                  Bukit-bukit  yang  ada  di  kampung  itu  terlihat  tandus.
            Tidak ada pepohonan yang tumbuh di bukit-bukit itu. Hanya
            pohon kayu putih yang bisa hidup. Oleh karena itu, warganya
            bekerja sebagai pengolah minyak kayu putih. Dari usaha itu,
            mereka membiayai hidup sehari-hari.
                  Kampung tandus itu berjarak sekitar 10 km dari Namlea.
            Jika dari Namlea, warga bisa menggunakan perahu layar, atau
            menaiki kuda, atau berjalan kaki. Orang sering melalui jalur
            laut karena perahu mengikuti arah mata angin. Sebaliknya jika
            menggunakan berjalan kaki atau menggunakan kuda, bahaya
            akan mengancam nyawa. Orang harus berjalan di tengah
            hutan belantara. Banyak binatang buas yang siap memangsa
            siapa saja yang melintasi tempat itu.
                  Warga kampung itu rata-rata berasal dari luar Pulau
            Buru. Ada yang berasal dari Sula, Ternate, Bugis, dan Buton.
            Bermacam-macam suku warga yang menetap di pulau itu.
            Namun demikian, walau berbeda-beda suku, mereka hidup



                                       146                                                                            146
   152   153   154   155   156   157   158   159   160   161   162