Page 152 - Cerita-Rakyat-Pulau-Buru-Kezia-PDF
P. 152
Antologi CeritA rAkyAt PulAu Buru Antologi CeritA rAkyAt PulAu Buru
Akhirnya Lasimpo bergegas pergi berburu. Tak lupa
ia membawa pancing dan kailnya. Tali pancing dan kail itu
diletakkan di sebuah tempat yang kemungkinan akan dilalui
manusia.
Setelah semua perlengkapan menjerat manusia dipasang,
Lasimpo duduk di tepi gunung sambil melihat ke bawah. Dengan
matanya yang tajam ia mengamati setiap sudut berharap ada
manusia yang ke hutan mengambil kayu bakar.
“Semoga hari ini ada manusia yang datang ke sini.
Manusialah mangsa yang segar dan enak seperti keinginan
istriku,” serunya dalam hati.
Tak lama kemudian raksasa tersebut melihat ada
seorang manusia yang sedang mencari kayu bakar. Manusia
itu seorang laki-laki bernama Risal. Ia hanya seorang diri.
Tidak ada orang yang menemaninya.
“Inilah dia mangsa yang saya cari,” kata Lasimpo.
Tanpa menunda waktu segeralah raksasa itu menarik
pancingannya. Manusia yang sedang melintasi tempat itu,
tiba-tiba terjerat terkena tali pancingan La Simpo. Manusia itu
berteriak-teriak minta tolong. Ia meronta ingin melepaskan
diri.
“Tolong aku! Tolong aku! Ada raksasa yang mau
memakanku. Tolong! Tolong!” teriak manusia itu. Ia terlihat
sangat ketakutan.
Salah satu warga yang berada tidak jauh dari lokasi
kejadian itu mendengar teriakan itu. Ia lelaki bernama Asrul
yang baru saja tiba di kebunnya, tidak jauh dari tempat
raksasa menjerat manusia. Segera Asrul menuju ke tempat
suara itu terdengar. Ia menyeruak semak-belukar untuk
mencari si pemilik suara minta tolong. Setelah beberapa saat
mencari, terlihatlah manusia yang berteriak itu telah berada
141 141