Page 19 - Cerita-Rakyat-Pulau-Buru-Kezia-PDF
P. 19

Antologi CeritA rAkyAt PulAu Buru                                              Antologi CeritA rAkyAt PulAu Buru

            bulu-bulu sayap burung Garuda jatuh berhamburan di atas
            tanah. Sebagian bulu lainnya tertiup angin.

                  Tahu dirinya tidak bisa terbang, burung Garuda
            memutuskan mencari tempat untuk bersembunyi. Ia melihat ke
            sekeliling siapa tahu ada tempat persembunyian. Beberapa saat
            kemudian, ia melihat sebuah gua yang sangat besar. Dengan
            berjalan perlahan, burung Garuda masuk ke dalam gua.
                  Burung Garuda bersembunyi di dalam gua cukup lama.
            Ia tidak mau menampakkan diri sebelum sayapnya kembali
            sembuh. Di dalam gua, burung Garuda bersabar dan menanti
            kesembuhan sembuh sayapnya. Ia berharap, sayapnya segera
            sembuh agar ia dapat kembali terbang seperti sedia kala.
                  Seiring berjalannya waktu, mulut gua tempat burung
            Garuda  bersembunyi  terlihat  mengecil.  Lubangnya  tidak
            sebesar dulu lagi. Akibatnya, burung Garuda tidak dapat
            keluar. Berkali-kali burung Garuda mencoba keluar dari
            dalam gua, tetapi gagal. Burung Garuda akhirnya pasrah
            berada di dalam gua

                  Setelah bertahun-tahun lamanya, seorang pengembara
            melintas di depan mulut gua. Dia masuk ke dalam gua untuk
            berteduh. Saat itu, turun hujan yang sangat lebat. Sembari
            menunggu hujannya reda, pengembara itu masuk lebih dalam
            lagi untuk memeriksa keadaan dalam gua.
                  Tiba-tiba, ia melihat sesosok bayangan hitam yang
            sangat besar. Sosok itu tepat berada di depannya. Ia  kaget.
            Dengan tergesa-gesa, pengembara itu berusaha keluar dari
            dalam gua. Dia merangkak perlahan-lahan dan segera
            berlari menuju mulut gua. Saat tiba di luar gua, tiba-tiba dia
            mendengar suara minta tolong.
                  “Tolong!”
                  Pengembara mendengar dengan jelas suara itu. Akan
            tetapi, ia tidak tahu itu suara siapa. Sayup-sayup, suara

                                        8                                                                              8
   14   15   16   17   18   19   20   21   22   23   24