Page 23 - Cerita-Rakyat-Pulau-Buru-Kezia-PDF
P. 23

Antologi CeritA rAkyAt PulAu Buru                                              Antologi CeritA rAkyAt PulAu Buru

                  “Selain sebagai obat-obatan, engkau juga dapat
            mengingatku. Engkau bisa menceritakan kepada anak
            cucumu. Saya memberikannya kepadamu sebagai rasa terima
            kasihku kepadamu. Pelihara dan rawatlah pohon-pohon
            itu seperti yang pernah kau lakukan padaku,” lanjut burung
            Garuda dengan suara yang makin melemah. Tiada berapa
            lama, burung Garuda itu mati.
                  Pengembara itu melaksanakan apa yang diminta burung
            Garuda. Seluruh bulu sayap burung Garuda ditaburkan
            ke tanah di sekitar gunung Kapala Mada. Setelah selesai
            menaburkan bulu sayap burung Garuda, pengembara itu
            kembali melanjutkan perjalanannya.

                  Setelah beberapa bulan kemudian, pengembara itu
            melintas di sekitar gunung Kapala Mada. Ia terkejut melihat
            pepohonan yang tumbuh subur di tanah yang dulu ditaburkan
            bulu sayap burung Garuda. Di kawasan itu, tumbuh
            pepohonan yang sangat subur, batangnya berwarna putih, dan
            daunnya hijau. Bunga pohon itu berwarna putih. Aromanya
            harum semerbak.
                  Masyarakat yang ada di sekitar gunung Kapala Mada
            menamai pohon itu  Kayu Putih. Diberi nama seperti itu
            karena pohon itu berwarna putih, bunganya juga berwarna
            putih.
                  Demikianlah kisah asal-mula Kayu Putih di Pulau Buru.

















                                       12                                                                              12
   18   19   20   21   22   23   24   25   26   27   28