Page 27 - Cerita-Rakyat-Pulau-Buru-Kezia-PDF
P. 27
Antologi CeritA rAkyAt PulAu Buru Antologi CeritA rAkyAt PulAu Buru
dihentakkan untuk menyerang para awak kapal di bagian
geladak kapal. Kuku kakinya yang tajam, mencengkeram apa
saja yang hendak dirusaknya. Keduanya menyerang dengan
sangat ganas. Seisi kapal hancur berantakan.
Pada saat yang sama, nakhoda kapal memberi komando
kepada anak buahnya.
“Serang,,,,,,,,,,,! Tombak! Bakar kedua elang itu!” teriak
nakhoda kapal.
Mendengar komando nakhoda kapal, semua anak buah
kapal bergerak bersama menyerang kedua elang raksasa.
Tombak dihujamkan ke tubuh sang elang raksasa. Parang
ditebaskan berkali-kali. Anak buah kapal menyerang habis-
habisan. Mereka bernafsu hendak membunuh kedua elang
raksasa itu.
Mendapatkan perlawanan dari anak buah kapal, kedua
elang raksasa itu terluka. Sayapnya terbakar. Dari tubuhnya
mengucur deras darah. Tombak panas telah merobek bulu
hingga melukai tubuhnya. Kukunya yang runcing tak berdaya
menerima perlawanan yang sengit.
Di sisa-sisa tenaga, kedua elang raksasa itu kembali
mengamuk. Lengkingannya menyeramkan siapa saja yang
mendengarnya. Kukunya yang tajam, dihujamkan ke anak
buah kapal. Sayapnya dihentakkan ke tiang kapal. Tiang kapal
roboh dan menewaskan anak-anak buah kapal.
Tenaga kedua elang raksasa semakin terkuras. Keduanya
terlihat kewalahan. Darah mengucur semakin deras dari
tubuh yang luka. Sayap yang terbakar menjadikan gerakannya
melambat. Akhirnya, kedua elang itu memutuskan untuk
segera terbang, kembali ke Gunung Garuda.
“Koeeek… Koeeek… Koeeek…!!!” kedua elang itu
kesakitan.
16 16