Page 118 - Pendidikan-Agama-Islam-dan-Budi-Pekerti-Kelas-9
P. 118

seluruh daerah di Indonesia bagian timur mulai Pulau Sangir Talaud
                                sebelah utara, Kutai di bagian barat, serta daerah Marege (Australia)
                                di  bagian  selatan,  sudah  merasakan  pengaruh  kekuasaan  Kerajaan
                                Gowa.  Pemerintahan  kerajaan  Gowa  mencapai  puncaknya  terutama
                                di bawah pemerintahan Manuntungi Daeng Mattola Karaeng Ujung
                                Karaeng Lakiung Sultan Malikulsaid (1639-1653 M) atau lebih dikenal
                                Sultan Malikussaid (1639-1653 M). Kekuasaan dan pengaruh kerajaan
                                Gowa semakin luas meliputi seluruh wilayah Sulawesi Selatan, bahkan
                                kawasan  Timur  Indonesia.  Kerajaan  Gowa  ketika  itu  telah  mampu
                                menjalin hubungan akrab dengan raja-raja di Nusantara. Tidak hanya
                                itu, bahkan Gowa juga menjalin hubungan internasional dengan raja-
                                raja dan pembesar dari negara luar, seperti Raja Inggris, Raja Kastilia di
                                Spanyol, Raja Portugis, Raja Muda Portugis di Gowa (India), Gubernur
                                Spanyol dan Mufti Besar Arabia.
                                    Setelah  memerintah  kerajaan  Gowa  selama  16  tahun,  tanggal
                                5  November  1653  Sultan  Malikussaid  wafat.  Beliau  digantikan  oleh
                                puteranya  I  Mallombasi  Daeng  Mattawang  Sultan  Hasanuddin  yang
                                menjadi raja Gowa XVI (1654-1660 M) atau yang lebih dikenal dengan
                                Sultan  Hasanuddin. Sultan Hasanuddin bersikap tegas dan tidak mau
                                tunduk kepada Belanda. Pada tahun 1654-1655 M terjadi pertempuran
                                hebat  antara  kerajaan  Gowa  dan  Belanda  di  kepulauan  Maluku.
                                Pada bulan April 1655 pasukan kerajaan Gowa yang dipimpin Sultan
                                Hasanuddin  menyerang  Buton,  dan  berhasil  mendudukinya  serta
                                menewaskan semua tentara Belanda di negeri itu.
                                    Sultan Hasanuddin juga berhasil memperluas daerah kekuasaannya
                                dengan  menundukkan  negara-negara  kecil  di  Sulawesi  Selatan,
                                termasuk kerajaan Bone. Raja Bone (Aru Palaka) diusir dari negerinya.
                                    Setelah  Belanda  mengetahui  bahwa  Bandar  Makassar  cukup
                                ramai dan banyak menghasilkan beras, Belanda mulai mengirimkan
                                utusannya ke Makassar untuk membuka hubungan dagang. Utusan
                                itu diterima baik dan Belanda sering datang ke Makassar, tetapi hanya
                                untuk berdagang. Setelah Belanda sering datang ke Makassar, mereka
                                mulai membujuk Sultan Hasanuddin untuk bersama-sama menyerbu
                                Banda  (pusat  rempah-rempah).  Belanda  juga  menganjurkan  agar
                                Makassar  tidak  menjual  berasnya  kepada  Portugis.  Namun,  semua
                                ajakan Belanda itu ditolak.
                                    Antara  Makassar  dan  Belanda  sering  terjadi  konik  karena
                                persaingan  dagang.  Permusuhan  Makassar  dengan  Belanda  diawali
                                dengan terjadinya insiden penipuan pada tahun 1616 M. Saat itu para
                                pembesar  Makassar  diundang  untuk  suatu  perjamuan  di  atas  kapal
                                VOC, tetapi temyata mereka dilucuti sehingga terjadilah perkelahian
                                seru yang menimbulkan banyak korban di pihak Makassar. Sejak itu
                                orang-orang Makassar membenci Belanda. Suatu ketika orang-orang






                      110   Kelas IX SMP/MTs
   113   114   115   116   117   118   119   120   121   122   123