Page 435 - Karen Armstong - Sejarah Tuhan
P. 435
http://pustaka-indo.blogspot.com
dalam daripada nalar. Jika Mistisisme Mahkota telah puas
dengan melihat kemuliaan Tuhan dari luar, Kabbalis berupaya
menembus kehidupan batin Tuhan dan kesadaran manusia.
Alih-alih berspekulasi secara rasional tentang hakikat Tuhan
dan persoalan metafisika hubungan Tuhan dengan alam,
kaum Kabbalis beralih kepada imajinasi.
Seperti halnya kaum sufi, kaum Kabbalis menggunakan
pembedaan yang dibuat kaum Gnostik dan Neoplatonis
antara esensi Tuhan dan Tuhan yang terungkap dalam wahyu
maupun ciptaan. Tuhan dalam dirinya sendiri secara esensial
tidak bisa diketahui, tidak bisa dikonsepsikan, dan impersonal.
Mereka menyebut Tuhan yang tersembunyi itu En Sof
(secara harfiah berarti “tanpa akhir”). Kita tidak mengetahui
apa-apa tentang En Sof: dia tidak pernah disebutkan di dalam
Alkitab ataupun Talmud. Penulis anonim abad ketiga belas
menulis bahwa En Sof tidak bisa menjadi subjek sebuah
54
wahyu bagi manusia. Berbeda dengan YHWH, En Sof
tidak memiliki nama yang terdokumentasikan; “dia” bukan
suatu oknum, bukan berjenis laki-laki atau perempuan. Ini
merupakan pandangan yang berbeda secara radikal dari
Tuhan yang sangat personal dalam Alkitab dan Talmud.
Kaum Kabbalis mengembangkan mitologi tersendiri untuk
membantu mereka menjelajahi alam kesadaran keagamaan
baru. Untuk menjelaskan hubungan antara En Sof dan
YHWH, tanpa terjerumus ke dalam bid‘ah Gnostik dengan
menyatakan bahwa keduanya merupakan dua wujud yang
berbeda, kaum Kabbalis mengembangkan metode simbolik
dalam membaca kitab suci. Seperti halnya kaum sufi, mereka
membayangkan sebuah proses di mana Tuhan yang
tersembunyi membuat dirinya dikenal oleh manusia. En Sof
telah memanifestasikan dirinya kepada kaum mistik Yahudi
dalam sepuluh aspek atau sefiroth (“bilangan”) realitas
ilahiah. Kesepuluh aspek ini beremanasi dari Tuhan yang
~428~ (pustaka-indo)