Page 440 - Karen Armstong - Sejarah Tuhan
P. 440
http://pustaka-indo.blogspot.com
untuk menafsirkan Taurat: seiring perkembangan si Kabbalis,
lapis demi lapis makna pun terungkap. Zohar menampilkan
emanasi misterius dari kesepuluh sefiroth sebagai proses
yang dengannya En Sof yang impersonal menjadi personal.
Dalam tiga sefiroth tertinggi—Kether, Hokhmah, dan Binah
—ketika En Sof “memutuskan” untuk mengungkapkan diri,
barulah realitas ketuhanan itu dapat dirujuk sebagai satu
oknum. Ketika “dia” turun melalui sefiroth tengah—Hesed,
Din, Tifereth, Netsakh, Hod, dan Yesod—“dia” menjadi
“engkau”. Akhirnya, ketika Tuhan hadir di dunia Shekinah,
“dia” menyebut dirinya “aku”. Pada tahap inilah, yakni ketika
Tuhan menjadi suatu individu dan ekspresi dirinya
terlengkapi, manusia bisa memulai perjalanan mistiknya.
Begitu seorang mistikus telah memperoleh pemahaman
tentang jiwanya yang terdalam, dia menjadi sadar akan
Kehadiran Tuhan di dalam dirinya dan kemudian mampu naik
ke tataran impersonal yang lebih tinggi, meninggalkan
keterbatasan personalitas dan egotisme. Ini adalah
kepulangan kembali ke Sumber asal wujud kita dan alam
realitas non-makhluk yang tersembunyi. Dalam perspektif
mistikal ini, dunia indriawi kita tak lebih dari bagian akhir dan
kulit paling luar dari realitas ilahiah.
Di dalam Kabbalah, seperti halnya di dalam sufisme, doktrin
penciptaan tidak sungguh-sungguh dikaitkan dengan asal usul
alam secara fisik. Zohar memandang Kitab Kejadian
sebagai versi simbolik dari krisis yang dialami En Sof, yang
menyebabkan Tuhan memecahkan keheningannya yang
dalam dan mewahyukan dirinya sendiri. Seperti yang
dikatakan oleh Zohar:
Pada mulanya, ketika kehendak Sang Raja mulai
berlaku, dia menorehkan tanda-tanda pada aura
ilahi. Nyala kegelapan memancar dari bagian
paling dalam En Sof, bagaikan kabut yang
~433~ (pustaka-indo)