Page 439 - Karen Armstong - Sejarah Tuhan
P. 439
http://pustaka-indo.blogspot.com
seorang mistik untuk naik menuju Tuhan dengan cara turun
ke dalam pikirannya sendiri. Di sini Tuhan dan manusia
kembali digambarkan sebagai tak terpisahkan. Sebagian
Kabbalis melihat sefiroth sebagai anggota tubuh manusia
primordial sebagaimana yang dimaksud Tuhan pada awalnya.
Inilah yang dimaksudkan oleh Alkitab ketika dinyatakannya
bahwa manusia telah diciptakan dalam citra Tuhan: realitas
duniawi yang ada di sini bersesuaian dengan realitas arketipal
yang ada di dalam alam akhirat. Citra Tuhan sebagai pohon
atau seorang manusia merupakan cetusan imajinatif tentang
sebuah realitas yang mengelak formulasi rasional. Kaum
Kabbalis tidak bersikap antagonistik terhadap falsafah—
banyak di antara mereka menghormati tokoh-tokoh, seperti
Saadia gaon dan Maimonides—tetapi mereka merasa
simbolisme dan mitologi lebih memuaskan daripada
metafisika dalam menyingkap misteri Tuhan.
Naskah Kabbalistik yang paling berpengaruh adalah Zohar,
yang mungkin ditulis sekitar tahun 1275 oleh ahli mistik
Spanyol, Musa dari Leon. Ketika masih muda, dia telah
mempelajari pemikiran Maimonides, namun lambat laun
merasakan daya tarik mistisisme dan tradisi esoterik
Kabbalah. Zohar (Kitab Kemegahan) merupakan sejenis
novel mistikal, yang berkisah tentang pengembaraan ahli
Talmud abad ketiga, Simeon ben Yohai, bersama putranya
Eliezar mengelilingi Palestina, berbicara kepada murid-
muridnya tentang Tuhan, alam, dan kehidupan manusia. Tak
terdapat struktur yang jelas dan tidak ada perkembangan
tema atau gagasan yang sistematik di dalam kitab ini.
Pendekatan seperti itu asing bagi Zohar, yang konsepsi
ketuhanannya menolak sebarang bentuk pemikiran yang
runtut. Seperti Ibn Al-Arabi, Musa dari Leon percaya bahwa
Tuhan menganugerahkan kepada setiap mistikus sebuah
wahyu yang unik dan personal sehingga tak ada batasan cara
~432~ (pustaka-indo)