Page 442 - Karen Armstong - Sejarah Tuhan
P. 442

http://pustaka-indo.blogspot.com
             bentuk ideal dari semua yang tercipta. Titik itu berkembang
             menjadi  sebuah  istana  atau  bangunan,  yang  kemudian
             menjadi  Binah  (Akal),  sefirah  ketiga.  Ketiga  sefiroth
             tertinggi  ini  mewakili  keterbatasan  pemahaman  manusia.
             Kaum  Kabbalis  mengatakan  bahwa  Tuhan  ada  di  dalam
             Binah sebagai “Siapa?” (Mi) yang agung, yang menjadi awal
             setiap  pertanyaan.  Namun,  tak  mungkin  mendapatkan
             sebuah  jawaban.  Meskipun  En  Sof  secara  perlahan
             menyesuaikan  Dirinya  ke  dalam  keterbatasan  manusia,  kita
             tetap saja tidak bisa mengetahui “Siapa” itu: semakin tinggi
             kita naik, “dia” pun semakin diselimuti kegelapan dan misteri.

             Ketujuh  sefiroth  berikutnya  dianggap  berhubungan  dengan
             tujuh  hari  penciptaan  di  dalam  Kitab  Kejadian.  Selama
             periode  biblikal,  YHWH  akhirnya  menang  atas  dewi-dewi
             Kanaan kuno dan kultus erotik mereka. Akan tetapi, ketika
             kaum  Kabbalis  berjuang  untuk  mengungkapkan  misteri
             Tuhan,  mitologi  kuno  justru  kembali  menegaskan  diri,
             meskipun dalam bentuk yang samar. Zohar menggambarkan
             Binah sebagai Ibu langit, yang rahimnya ditembus oleh “nyala
             gelap”  untuk  melahirkan  tujuh  sefiroth  yang  lebih  rendah.
             Kemudian Yesod, sefirah kesembilan, mengilhami beberapa
             spekulasi  yang  menyerupai  penis:  ia  digambarkan  sebagai
             saluran  yang  melaluinya  kehidupan  ilahiah  menyembur  ke
             alam semesta lewat tindakan prokreasi mistikal. Akan tetapi,
             justru  di  dalam  Shekinah,  sefirah  kesepuluh,  simbolisme
             seksual kuno tentang penciptaan dan teogoni tampil dengan
             jelas.  Di  dalam  Talmud,  Shekinah  dipandang  sebagai  figur
             netral: tidak memiliki jenis kelamin maupun gender. Namun,
             dalam Kabbalah, Shekinah menjadi aspek kewanitaan Tuhan.
             Bahir (kl. 1200), salah satu naskah Kabbalistik paling kuno,
             mengidentifikasi  Shekinah  dengan  figur  Gnostik  Sophia,
             emanasi ketuhanan terakhir yang jatuh dari Pleroma dan kini
             mengembara, sesat, dan terasing dari Tuhan, di dunia. Zohar




                            ~435~ (pustaka-indo)
   437   438   439   440   441   442   443   444   445   446   447