Page 445 - Karen Armstong - Sejarah Tuhan
P. 445

http://pustaka-indo.blogspot.com
             bernapas,  membaca  mantra,  dan  mengambil  posisi  tubuh
             tertentu  untuk  mencapai  keadaan  kesadaran  yang  berubah.
             Abulafia  adalah  seorang  Kabbalis  yang  tidak  biasa.  Dia
             adalah seorang yang sangat terpelajar, yang telah melakukan
             studi  atas  Taurat,  Talmud,  dan  Falsafah  sebelum  beralih
             kepada  mistisisme  karena  sebuah  pengalaman  religius  luar
             biasa  yang  dialaminya  pada  usia  tiga  puluh  satu  tahun.
             Tampaknya dia berkeyakinan bahwa dirinya adalah seorang
             Mesiah,  bukan  hanya  untuk  orang  Yahudi  melainkan  juga
             untuk  orang  Kristen.  Dia  melakukan  banyak  perjalanan  di
             seluruh Spanyol untuk mencari pengikut dan bahkan berlayar
             hingga  ke  Timur  Dekat.  Pada  tahun  1280,  dia  mengunjungi
             Paus  sebagai  duta  Yahudi.  Meskipun  Abulafia  sering
             melancarkan  kritik  keras  terhadap  Kristen,  dia  tampaknya
             menghargai  kemiripan  antara  Tuhan  Kabbalistik  dengan
             teologi  Trinitas.  Tiga  sefiroth  tertinggi  mengingatkan  orang
             pada  logos  dan  Ruh,  Akal  dan  hikmat  Tuhan,  yang  berasal
             dari  Bapa,  Ketiadaan  yang  hilang  dalam  cahaya  yang  tak
             terjangkau. Abulafia sendiri senang berbicara tentang Tuhan
             dalam cara Trinitarian.

             Untuk menemukan Tuhan ini, Abulafia mengajarkan tentang
             perlunya  “membebaskan  jiwa  dan  melepaskan  ikatan  yang
             membelenggunya”.  Frase  “melepaskan  ikatan”  juga
             ditemukan  dalam  Buddhisme  Tibet,  indikasi  lain  tentang
             kesamaan universal para mistikus. Proses yang digambarkan
             mungkin  dapat  dibandingkan  dengan  upaya  psikoanalitis
             untuk  membuka  kompleksitas  yang  mengganggu  kesehatan
             mental  pasien.  Sebagai  seorang  Kabbalis,  Abulafia  lebih
             memperhatikan  energi  ilahi  yang  menggerakkan  seluruh
             ciptaan  tetapi  tidak  bisa  dipersepsi  oleh  jiwa.  Selama  kita
             menyumbat  pikiran  dengan  ide-ide  yang  didasarkan  pada
             persepsi  indriawi,  akan  sulitlah  untuk  menangkap  unsur
             transenden  kehidupan.  Melalui  latihan-latihan  yoganya,




                            ~438~ (pustaka-indo)
   440   441   442   443   444   445   446   447   448   449   450