Page 450 - Karen Armstong - Sejarah Tuhan
P. 450

http://pustaka-indo.blogspot.com
             merupakan    sebuah   doktrin   mistikal.   Dia   senang
             membicarakan  Tuhan  Bapa  yang,  menurutnya,  telah
             menghadirkan  Putra  di  dalam  jiwa,  persis  seperti  Perawan
             Maria yang telah mengandung Kristus di dalam rahim. Rumi
             juga telah melihat kelahiran Nabi Isa dari seorang perawan
             sebagai  simbol  kelahiran  jiwa  di  hati  seorang  mistikus.
             Menurut  Eckhart,  ini  adalah  penafsiran  alegoris  tentang
             keterkaitan jiwa dengan Tuhan.

             Tuhan hanya mungkin diketahui melalui pengalaman mistikal.
             Oleh  karena  itu,  lebih  baik  berbicara  tentang  dia  dengan
             menggunakan  terminologi  negatif,  seperti  yang  pernah
             dianjurkan  oleh  Maimonides.  Kita  mesti  memurnikan
             konsepsi tentang Tuhan, membuang pra-konsepsi konyol dan
             tamsil  yang  antropomorfis.  Kita  bahkan  mesti  menghindar
             dari  menggunakan  kata  “Tuhan”  itu  sendiri.  Inilah  yang
             dimaksudkan Eckhart ketika berkata: “Keterpisahan terakhir
             dan  tertinggi  manusia  adalah  ketika,  demi  Tuhan,  dia
                                 62
             meninggalkan  Tuhan.”   Ini  tentu  merupakan  proses  yang
             menyakitkan. Karena Tuhan itu Tiada, maka kita harus siap
             untuk  menjadi  tiada  pula  agar  mencapai  penyatuan
             dengannya.  Dalam  suatu  proses  yang  mirip  dengan  fana’
             kaum  sufi,  Eckhart  bicara  tentang  “pelepasan”  atau,  lebih
                                                      63
             tepatnya, “keterpisahan” (abgeschiedenheit).  Dalam cara
             yang  sangat  mirip  dengan  ketika  seorang  Muslim
             memandang  tindakan  menyembah  kepada  selain  Allah
             sebagai musyrik, Eckhart mengajarkan bahwa seorang mistik
             harus menolak terbelenggu pada ide terbatas apa pun tentang
             Tuhan. Hanya dengan cara itu dia akan mencapai kesamaan
             dengan  Tuhan,  “eksistensi  Tuhan  tentunya  adalah
             eksistensiku  dan  Keberadaan  (Istigkeit)  Tuhan  menjadi
                                  64
             keberadaanku  sendiri.”   Karena  Tuhan  adalah  landasan
             bagi  wujud,  tak  perlu  lagi  mencarinya  “di  luar  sana”  atau




                            ~443~ (pustaka-indo)
   445   446   447   448   449   450   451   452   453   454   455