Page 432 - Karen Armstong - Sejarah Tuhan
P. 432

http://pustaka-indo.blogspot.com

                   Aku ingin yang membakar, yang membakar.
                   Jadilah Sahabat-sahabat
                   dengan apimu. Bakarlah pikiranmu
                   dan semua bentuk ekspresimu! 52
             Setiap pembicaraan tentang Tuhan sama absurdnya dengan
             yang  diucapkan  oleh  penggembala  itu,  tetapi  jika  seorang
             Mukmin  menerawang  menembus  tabir  untuk  melihat
             keadaan apa adanya, dia akan menyadari bahwa keadaan itu
             berbeda dengan semua prasangka manusia.

             Pada masa itu berbagai tragedi juga telah membantu orang
             Yahudi  Eropa  membentuk  konsepsi  baru  tentang  Tuhan.
             Perang  anti-Semitisme  Barat  kemudian  membuat  hidup
             menjadi tidak nyaman bagi masyarakat Yahudi, dan banyak
             di antara mereka menghendaki Tuhan yang lebih dekat dan
             personal  daripada  Tuhan  yang  jauh  sebagaimana  dalam
             Mistisisme  Mahkota.  Selama  abad  kesembilan,  keluarga
             Kalonymos  beremigrasi  dari  Italia  Selatan  menuju  Jerman
             dan  membawa  bersama  mereka  beberapa  literatur  mistik.
             Namun pada abad kedua belas, pengejaran atas diri mereka
             telah memasukkan iklim pesimisme baru ke dalam keyakinan
             Ashkenazi.  Hal  ini  terungkap  di  dalam  tulisan  tiga  anggota
             klan  Kalonymos:  Rabi  Samuel  the  Elder,  penulis  risalah
             pendek  Sefer  ha-Yirah  (Kitab  tentang  Ketakutan  kepada
             Tuhan)  sekitar  tahun  1150;  Rabi  Judah  the  Pietist,  penulis
             Sefer Hasidim  (Kitab  Orang-Orang  Saleh),  dan  sepupunya
             Rabi  Eliezar  ben  Judah  dari  Worms  (w.  1230),  yang
             menyunting  sejumlah  risalah  dan  teks  mistik.  Mereka
             bukanlah  para  filosof  atau  pemikir  sistematis,  dan  karya
             mereka  memperlihatkan  bahwa  mereka  telah  meminjam
             gagasan dari sejumlah sumber yang tampaknya tidak saling
             sesuai. Mereka sangat terkesan pada faylasuf kering Saadia
             bin  Yoseph,  yang  buku-bukunya  telah  diterjemahkan  ke
             dalam  bahasa  Ibrani,  dan  pada  tokoh-tokoh  mistik  Kristen,



                            ~425~ (pustaka-indo)
   427   428   429   430   431   432   433   434   435   436   437