Page 431 - Karen Armstong - Sejarah Tuhan
P. 431
http://pustaka-indo.blogspot.com
kita perlihatkan kepada konsepsi orang lain tentang Tuhan.
Suatu hari Musa mendengar seorang penggembala berbicara
akrab dengan Tuhan; dia ingin membantu Tuhan, di mana pun
dia berada—mencuci pakaiannya, mencium tangan dan
kakinya menjelang tidur. “Yang dapat kukatakan ketika
mengingatmu,” demikian simpul si pendoa itu, “hanyalah
ayyyy dan ahhhhhhhh.” Musa sangat terkejut. Siapa
gerangan teman bicara yang dibayangkan si penggembala
ini? Pencipta langit dan bumi? Dia seakan-akan tengah
berbicara dengan pamannya! Penggembala itu bertobat dan
mengembara membawa kegelisahannya ke padang pasir,
namun Tuhan menegur Musa. Tuhan tidak menghendaki
kata-kata ortodoks, tetapi cinta yang membakar dan
kerendahan hati. Tak ada satu cara yang benar untuk
berbicara tentang Tuhan:
Apa yang tampak salah bagimu, benar baginya
Apa yang racun bagi seseorang, menjadi madu
bagi orang lain.
Kemurnian dan kecemaran, kemalasan dan
ketekunan dalam beribadah,
Tak ada artinya bagi-Ku.
Aku jauh dari semua itu
Cara-cara beribadah tidaklah untuk diurutkan
sebagai lebih baik
atau lebih buruk dari yang lain.
Orang Hindu mengamalkan Hindu
Muslim Dravida di India melakukan apa yang
ingin mereka lakukan
Semuanya adalah pemujaan, dan semuanya benar.
Bukanlah Aku yang dimuliakan dalam
peribadatan itu.
Tetapi mereka jualah! Aku tak mendengar kata-
kata
yang mereka ucapkan. Aku menatap ke dalam
sikap yang rendah hati.
Yang membuka kerendahan itu adalah Realitas,
bukan bahasa! Lupakan pengucapan.
~424~ (pustaka-indo)