Page 426 - Karen Armstong - Sejarah Tuhan
P. 426

http://pustaka-indo.blogspot.com
             kamil) yang menubuhkan misteri Tuhan yang Diwahyukan di
             setiap  generasi  demi  kepentingan  generasi  sezamannya,
             meskipun, tentu saja, tidak merupakan inkarnasi dari seluruh
             realitas  ketuhanan  atau  esensinya  yang  tersembunyi.  Nabi
             Muhammad  Saw.  adalah  Manusia  Sempurna  bagi
             generasinya  dan  merupakan  simbol  ketuhanan  yang  paling
             efektif.

             Mistisisme  introspektif  dan  imajinatif  ini  merupakan
             pencarian terhadap asal usul wujud di kedalaman diri sendiri.
             Ini membuat mistisisme terlepas dari berbagai kepastian yang
             menjadi  ciri  bentuk-bentuk  agama  yang  lebih  dogmatis.
             Karena  setiap  manusia  memiliki  pengalaman  unik  tentang
             Tuhan,  maka  tak  ada  satu  agama  pun  yang  bisa
             mengungkapkan  keseluruhan  misteri  ketuhanan.  Tak  ada
             kebenaran  objektif  tentang  Tuhan  yang  mesti  dianut  oleh
             semua  orang,  karena  Tuhan  ini  transenden  terhadap  semua
             kategori  pribadi,  segala  prediksi  tentang  perilaku  dan
             kecenderungannya    adalah   mustahil.   Setiap   bentuk
             chauvinisme  tentang  agama  sendiri  dengan  mengurbankan
             agama  orang  lain  jelas  tidak  bisa  diterima,  sebab  tak  satu
             agama  pun  memiliki  seluruh  kebenaran  tentang  Tuhan.  Ibn
             Al-Arabi  mengembangkan  sikap  yang  positif  terhadap
             agama-agama  lain,  seperti  yang  ditemukan  di  dalam  Al-
             Quran,  dan  membawanya  ke  arah  toleransi  baru  yang
             ekstrem:


                   Hatiku mampu menerima berbagai bentuk,
                   Biara bagi sang rahib, kuil bagi arca-arca,
                   Padang rumput bagi rusa-rusa, peziarah bagi
                   Ka‘bah,
                   Lembaran Taurat, Al-Quran.
                   Cinta adalah iman yang kujunjung: ke mana pun
                   menuju Unta-untanya, iman yang benar adalah
                   imanku. 49



                            ~419~ (pustaka-indo)
   421   422   423   424   425   426   427   428   429   430   431