Page 187 - Pendidikan Rusak-Rusakan (Darmaningtyas)
P. 187
s
karyawan tetap atau PNS. Hal yang ama pasti akan terjadi pada
guru kontrak. Ini akan menimbulkan kerepotan tersendiri bagi
pemerintah di masa datang. Sebab, bila mengangkat mereka
menjadi PNS baru, itu berarti beban negara semakin tinggi. Tapi
bila melepas mereka begitu saja, maka akan selalu dihadapkan
pada aksi demo.
Kita juga perlu belajar dari kasus pendirian SD Inpres, yang
awalnya didirikan di mana-mana secara massal, tapi kini tutup
sendiri-sendiri karena berbagai sebab; salah satunya adalah
s
kekurangan murid. Di banyak tempat, ekarang banyak D yang
S
terpaksa harus digabung dengan SD terdekat, karena bila di-
pertahankan, sudah tidak rasional lagi antara dana yang harus
dikeluarkan oleh negara dengan umlah murid yang dilayani.
j
S e o r a n g k a w a n dari D e w a n P e n d i d i k a n Balikpapan,
Kalimantan Timur, Satria Dharma, pada perjumpaan kami ketika
mengikuti dialog komunitas pendidikan CBE, 25-27 Agustus
2002 mengungkapkan bahwa dia kurang ependapat dengan ide
s
saya, bahwa guru kontrak memboroskan anggaran. Menurutnya,
guru kontrak diperlukan untuk mengejar kualitas, seperti dulu
Malaysia mengontrak para guru dari Indonesia pada dekade
1970-an atau para profesor kita yang mengajar di luar negeri,
atau juga para guru di sekolah-sekolah internasional.
Saya setuju dengan pendapat kawan Satria Dharma, tapi
dengan catatan bahwa yang dikontrak adalah mereka yang me-
miliki kualifikasi tinggi. Karena mereka memiliki kualifikasi
tinggi, maka dikontrak untuk memenuhi kualifikasi yang tidak
kita miliki. Tapi kalau yang dikontrak adalah para sarjana yang
baru lulus dan belum memiliki pengalaman apa pun dalam meng-
ajar, hal itu justru akan menimbulkan beban pada anggaran nega-
ra dan pada masyarakat sendiri, karena pendidikan masyarakat
akhirnya dilayani oleh tenaga-tenaga yang tidak profesional.
Tujuan mengontrak guru bukan peningkatan kualitas tapi seka-
dar untuk memenuhi kuantitas saja. Ini jelas berlawanan dengan
prinsip pendidikan itu sendiri, yang memerlukan kontiunitas.