Page 193 - Pendidikan Rusak-Rusakan (Darmaningtyas)
P. 193

perkawinan   hingga  usia  dewasa  di  tengah  godaan yang  berjibun
               dan  terhindar  dari  perilaku  hubungan   seks  pranikah,  sungguh
               bukan  hal  ringan.  Persoalannya di sini  tidak bisa  disederhanakan
               dengan   masalah    tinggi  rendahnya   keimanan    seseorang,   tapi
                                                                    t
               persoalan  alamiah   sebagai  makhluk   hidup  yang umbuh     secara
               wajar,  dan  dipupuk  dengan   gizi  yang  lebih  dari  cukup.
                    Dilema   semacam    inilah  yang  sering  kali  melahirkan  ekses
               pada  masalah  moralitas, berupa  pergeseran   persepsi  tentang sek-
               sualitas  sekaligus  kecemasan   di  kalangan  orang  tua,  terutama
               yang memiliki anak    perempuan. Seksualitas   yang dulu   dianggap
               sakral,  otonom,  dan  sangat  pribadi,  sekarang  tiba-tiba  terangkat
               sebagai  hal  yang  profan,  memiliki  dimensi  sosial,  dan  menjadi
               persoalan  publik.  Hal  itu  kemudian  diperkuat  melalui dibukanya
               rubrik-rubrik  konsultasi  seks  di  media-media  massa  cetak  mau-
               pun  elektronik.  Bahkan   tidak  hanya  itu.  Produk-produk    yang
               merupakan    simbol   dari  aktivitas  seksual  (jamu  kuat,  pakaian
               seksi,  dan  teknik-teknik  pembentukan   tubuh  yang  seksi)  semua
               dipublikasikan   secara  terbuka   dan  massal,  sehingga   semakin
               membebani    para  remaja  yang  rasa  ingin  tahunya  cukup  tinggi,
               termasuk   keinginan   untuk   mencoba-coba.    Dengan   iklan-iklan
               tersebut,  imajinasi  remaja  sesungguhnya    telah  dibawa  terbang
               jauh  melayang,   tapi  pada  tingkat  empiris  mereka  dihadapkan
               pada  batasan-batasan   hukum,    sosial,  dan  moral.


                    Meskipun     fenomena     keremajaan    seperti  itu  sekarang
               semakin   kompleks   karena  mendapat   stimulus  dari  media  massa
               cetak  dan elektronik yang ukup    besar,  tetap  saja  itu  bukan  feno-
                                           c
               mena   baru  dan  khas.  Remaja   merokok,   berkelahi,  dan  t e l e r -
               ku emua    merupakan    fenomena   lama.  Hanya  saja  perkembangan
                  s
               yang  ada  sekarang  semakin   mempermudah      akses  remaja  untuk
               memperoleh    barang-barang   tersebut  dan  ditunjang  dengan  pem-
               beritaan  media  massa  yang  makin   gencar,  sehingga  seolah-olah
               merupakan    fenomena    baru.

                                                    f
                    Yang ampaknya      merupakan enomena       baru  dan  khas akhir
                          t
               abad  ke-20 adalah  lahirnya  generasi  tttall,  yang  kemudian  diikuti
   188   189   190   191   192   193   194   195   196   197   198