Page 198 - Pendidikan Rusak-Rusakan (Darmaningtyas)
P. 198
2. Peran Seorang Resi
Jika memperhatikan visi kehidupan yang ingin dibangun
bersama pada masa datang seperti digambarkan di atas, serta
memperhatikan kondisi remaja sekarang, maka jelas ahwa fungsi
b
guru pada masa ekarang dan mendatang adalah mengisi ruang-
s
ruang kosong yang menjadi jarak antara realitas empiris dengan
yang diidealkan. Bagaimana guru bisa berperan dalam meng-
ubah kelemahan-kelemahan pada remaja menjadi kekuatan untuk
masa mendatang? Itulah tugas yang pas tapi sekaligus amat
berat. Tugas ini memang berat, tapi mau tidak mau harus dijalan-
kan oleh guru agar mereka tidak kehilangan perannya. Kom-
pleksitas persoalan yang dihadapi remaja serta kecenderungan
Ipoleksosbud-Hankam yang makin tidak terduga, menuntut ke-
arifan tersendiri dari guru agar bisa mengambil posisi secara
tepat.
Di satu sisi, guru harus menanamkan kesederhanaan, keju-
juran, keterbukaan, dan konsistensi, tapi di sisi lain budaya mall
penuh dengan manipulasi, kepura-puraan, kemewahan, dan
kontradiktif. Di satu sisi, guru harus mengajarkan kreativitas,
sportivitas, dan kemandirian, tapi di sisi lain budaya mall mem-
berikan kemudahan, jalan pintas, dan serba instan. Di satu sisi,
guru harus mengajarkan berkompetisi secara sehat; di sisi lain
budaya mall memperkenalkan kehidupan santai dan kongkow-
kongkow. Di satu pihak, guru mengajarkan profesionalisme, tapi
budaya mall menarik remaja lewat gaya.
Jurang yang lebar antara realitas empiris dengan nilai-nilai
ideal itu akan menjadi masalah tersendiri bagi para guru. Ter-
lebih bila kesenjangan itu diperlebar oleh peran media massa
khususnya televisi yang semakin kuat, dan cenderung mencip-
takan mimpi-mimpi indah di benak remaja. Di sini, akan terjadi
perang wacana antara media televisi melawan guru, dan pihak
yang akan tampil sebagai pemenangnya adalah televisi, karena
merekalah yang mampu menarik minat kaum remaja. Dalam pe-
rang wacana yang keras itu, peran guru akan makin tersisih bila