Page 203 - Pendidikan Rusak-Rusakan (Darmaningtyas)
P. 203

Peran Guru Menghadapi Generasi Mall/Hartdphone


                    Kecuali  itu,  substansi  materi  pelajaran  yang  diberikan  kepa-
               da  murid  pun  tidak  mencerminkan     kebenaran   empiris,  sehing-
               ga  murid   m e n g a n g g a p  bahwa  apa  yang  diajarkan  oleh  guru
               adalah  dunia  yang  berbeda   dengan   dunia  yang  mereka   hadapi
                                 s
               sehari-hari;  baik istem  politiknya  yang  disebut  demokratis,  tapi
               realitasnya  otoritarian,  ekonominya    yang   disebut  kerakyatan
               tapi  realitasnya  memihak    pada   konglomerasi,   peradabannya
               yang  dinilai  tinggi,  tapi  realitasnya  tidak  beradab,  dan  sejenis-
               nya.  Hal-hal  yang  penuh  kontradiktif  antara  ajaran  dengan  reali-
               tasnya  itu  sering  menimbulkan  kebingungan    pada  murid,  mana
               yang  harus  dianut:  kata  orang  tua,  guru,  atau  ucapan  pejabat
               yang  dimuat oleh  koran, radio,  dan  televisi,  mengingat satu  sama
               lain  sering  kontradiktif  mengacu  hal  yang  sama?

                                                                      j
                    Ketidakmampuan       guru  melepaskan   diri  dari eratan  biro-
               krasi  disebabkan  guru  tidak  memahami   adanya   selubung politik
               dalam   pendidikan,   sehingga  tidak  memiliki   keberanian   untuk
               bersikap.  Kata  Paulo  Freire  (1999:  295-296),  seorang  guru  harus
               bertanya  kepada   dirinya  sendiri  tentang  pilihannya  yang  secara
               inheren  bersifat  politis,  meskipun  sering  disamarkan    sebagai
               pendidikan   agar  diterima  oleh  masyarakat,  sehingga   membuat
               pilihannya  menjadi  sangat  penting.  Guru  harus  bertanya  kepada
               diri  sendiri  untuk iapa  dan  kepada iapa  mereka  bekerja.  Sema-
                                  s
                                                      s
               kin  sadar,  mereka  semakin   mengerti   bahwa   perannya   sebagai
               guru  menuntut    mereka   untuk  mengambil    risiko  ini,  termasuk
               kemauan   mengambil    risiko atas  pekerjaannya.  Guru  yang  bekerja
               secara  tidak  kritis,  hanya  untuk  memenuhi   kewajiban,   berarti
               belum   mengerti  politik  pendidikan.


                    Menurut   Freire  (ibid:  318),  tidak  ada  guru  yang  netral.  Du-
               nia  pendidikan secara  alamiah bersifat  politis.  Dalam  istilah  meta-
               fisik,  politik  merupakan  roh  pendidikan,  baik  di  Dunia  Pertama
                                                s
               maupun    Dunia  Ketiga.  Tatkala eorang  guru  mempelajari ebuah
                                                                            s
               mata   pelajaran  tertentu,  semua   praktik  pendidikan    menjadi
               tindakan  politik.  Oleh  sebab  itu,  pengetahuan  yang  dibutuhkan
               guru  adalah  semacam   filsafat  politik  yang  kita  sumbangkan  dan
               untuk  kepentingan   siapa  kita  bekerja.
   198   199   200   201   202   203   204   205   206   207   208