Page 204 - Pendidikan Rusak-Rusakan (Darmaningtyas)
P. 204
Kesenjangan akses terhadap informasi, kemajuan ekonomi,
dan teknologi antara murid dengan guru juga memiliki andil
besar dalam memperlemah posisi guru. Dibanding perkem-
bangan yang begitu cepat yang terjadi pada remaja, guru boleh
disebut mengalami stagnasi, tidak berubah sama sekali. Guru
di kota-kota besar, terutama di sekolah-sekolah yang mayoritas
muridnya golongan menengah ke atas, sering ketinggalan infor-
masi dan teknologi dibandingkan muridnya. Di rumah, para
murid bisa berlangganan berbagai media massa, sedangkan
gurunya satu pun susah bayarnya; murid memiliki jaringan
Internet sendiri sedangkan gurunya tidak; murid selalu tur ke
luar negeri, sedangkan gurunya tidak pernah pergi liburan ke
luar kota, apalagi luar negeri. Perbedaan-perbedaan itu secara
evolutif dan tanpa disadari berdampak pada menurunnya
kewibawaan guru di kota-kota besar, bahkan cenderung hilang
sama sekali. Bagaimana guru bisa berwibawa, edangkan penge-
s
tahuan mereka kalah banyak dibandingkan dengan murid-mu-
ridnya? Akibatnya, guru di sini kehilangan peran yang sebe-
narnya. Peran yang mereka mainkan adalah mencari peran itu
sendiri: dalam posisi mana mereka bisa berperan dan berfungsi
secara pas di antara kompleksitasnya persoalan dan keterting-
galannya dengan murid. Mungkin, hal demikian tidak dirasakan
oleh para guru di pedesaan yang relatif masih lebih kaya penge-
tahuannya dan tidak mengalami kesenjangan informasi dengan
muridnya, sehingga mereka masih memiliki kewibawaan yang
lebih tinggi. Boleh jadi, guru di daerah-daerah terpencil itu masih
menjadi figur sentral bagi kemajuan masyarakat, seperti yang
J
terjadi pada guru-guru di Pulau awa hingga akhir 1970-an.
Perubahan sistem politik nasional ke arah yang lebih demok-
ratis dan terbentuknya masyarakat warga (civil society), sebetul-
nya membuka peluang bagi perubahan peran guru. Terlebih keti-
ka hal-hal yang dulu dianggap sakral untuk dibicarakan, seperti
amandemen UUD 1945, dwifungsi ABRI, multipartai, dan bebe-
rapa pengaburan sejarah oleh rezim Orde Baru, sekarang telah
menjadi bagian riil dari hal-hal yang harus direformasi. Bahkan,