Page 288 - Pendidikan Rusak-Rusakan (Darmaningtyas)
P. 288
Kembali ke UU No. 4 Tahun 1950 tentang
Dasar-Dasar Pendidikan dan Pengajaran di
Sekolah
L angkah memikirkan kembali paradigma pendidikan nasional
tidak dapat dilepaskan dari pemikiran lama tentang pendi-
dikan. Pemikiran lama tentang pendidikan itu dapat kita lacak,
selain pada konsepsi-konsepsi founding fathers, juga pada lan-
dasan yuridis yang dianut. Konsepsi founding fathers menekankan
bahwa pendidikan dimaksudkan sebagai sarana untuk pemben-
tukan watak. Presiden oekarno, hingga pidato terakhirnya pada
S
peringatan Hari Kemerdekaan RI 17 Agustus tahun 1966, masih
menekankan bahwa pembangunan ekonomi, ilmu pengetahuan,
dan teknologi penting, tapi yang lebih utama adalah pembangun-
an jiwa bangsa Indonesia.
Salah satu tonggak pemikiran pendidikan yang cukup monu-
mental dari founding fathers juga dapat dilacak pada hasil-hasil
pemikiran Ki Hadjar Dewantara yang kemudian diimplemen-
tasikan pada ajaran Taman Siswa, yaitu penekanan pada asas-
asas budaya kebangsaan, sistem among, zelfbeschikkingsrecht atau
hak untuk menentukan nasib sendiri, demokrasi, zelfbebedruiping
(kemandirian), asas kekeluargaan, dan asas tricon (concentriciteit,
convergentie, continue), yaitu pengakuan bahwa di antara orang-
orang dan dunia sekitarnya selalu ada pertimbangan, persatuan
dan persambungan. Asas ini penting bagi kita sebagai bangsa
dengan bangsa-bangsa lain di dunia internasional, dan dapat
memperbesar kerukunan antarbangsa.