Page 293 - Pendidikan Rusak-Rusakan (Darmaningtyas)
P. 293

sendiri,  tidak  tergantung    pada   orang   lain.  Artinya,  ilmu
              pengetahuan    tersebut  bisa  diterapkan  sesuai  kondisi  yang  ada,
              sesuai  tuntutan  masyarakat.  Sekalipun  mempelajari   ilmu  penge-
              tahuan  dari  orang  lain,  tapi  tetap  harus  dikembalikan  kepada
              kebutuhan   kita. angan   hanya  latah,  hingga  akhirnya  tidak  bisa
                               J
              diterapkan   untuk   pemenuhan     kebutuhan    sendiri.  Ki  Hadjar
              Dewantara    memberi   contoh  secara  senda  gurau:


                      Orang  yang  tidak  sekolah  bisa  mencari  makan  dengan  menjual
                  kacang  goreng,  berjualan  sayuran,  dan  bisa  hidup  dari  hasil  kerjanya
                  itu.  Tetapi,  anak  yang  sekolah  IIIS  (Sekolah  Dasar  dari  Belanda)  yang
                  dianggap  sebagai  anak  pandai,  malah  tidak  bisa  mencari  makan  sendiri
                  kalau  tidak  menjadi  kerani  atau  klerek,  dan  setelah  sekolah  MULO  (SMP
                  zaman  Belanda)  malah  jadi  tambah  tidak  bisa  mencari  makan,  tidak
                  bisa  jual  kacang  goreng,  malu  bekerja  kasar.  Dengan  membawa  dip-
                  lomanya  (ijasah)  yang  bagus,  berkeliling  memasuki  kantor-kantor  men-
                  cari  pekerjaan.  Dan jadilah  penganggur apabila  ia  tidak  mendapat  peker-
                  jaan  di  kantor  (Ibid.,  hlm.  52).


                   Dalam   rumusan   Taman    Siswa  tentang  tujuan  pendidikan,
              disebut  bahwa  pengajaran   tidak  lain  merupakan  alat  dan  syarat
              untuk  anak-anak  hidup   berdiri  sendiri  dan  berguna  bagi  masya-
              rakat,  sebagaimana   disebut  dalam  asas  Taman  Siswa:

                      Dalam  sistem  ini,  yang  dimaksud  ialah  sistem  Among Taman Siswa.
                  Maka,  pengajaran  berarti  mendidik  anak  akan  menjadi  manusia  yang
                  merdeka  batinnya,  merdeka  pikirannya  dan  merdeka  tenaganya.  Guru
                  jangan  hanya  memberi  pengetahuan  yang  perlu  dan  baik  saja,  akan
                  tetapi  juga  harus  mendidik  murid  akan  dapat  mencari  sendiri  pengeta-
                  huan  itu  dan  memakainya  guna  amal  keperluan  umum.  Pengetahuan
                  yang  baik  dan  perlu  yaitu  yang  bermanfaat  untuk  keperluan  lahir  batin
                  dalam  hidup  bersama  (Ibid.,  hlm.  53).



              Yang   Lama    Belum    tentu Jelek
                   Secara  yuridis,  pemikiran  tentang  pendidikan   nasional  itu
              dapat  dilacak  dalam  Undang-undang     No.4   tahun  1950  tentang
              Dasar-dasar   Pendidikan   dan  Pengajaran   di  Sekolah  (lembaran
              N e g a r a  T a h u n  1 9 5 0  N o m o r  550),  y a n g  p e l a k s a n a a n n y a
              ditegaskan   dalam   UU  No.12   tahun  1954,  tentang  Pernyataan
              Berlakunya   UU  No.4  tahun 1950 tentang  Dasar-dasar Pendidikan




              294
   288   289   290   291   292   293   294   295   296   297   298