Page 106 - Tan Malaka - MADILOG
P. 106
menjawab mana titik mana garis, mana garis dan mana bidang, mana
bidang dan mana banda. Tetapi pada saat dimana titik belum menjadi
garis, garis belum menjadi bidang dsb, kita tidak bisa jawab apakah ini
titik atau garis dst. garis atau bidang.
Dalam ilmu alam kita mengetahui bahwa, air kalau dipanaskan sesudah
beberapa lamanya, hilang menjadi uap. Dalam hal ini kita tahu benar,
mana yang air, mana yang uap. Tetapi ada saatnya, dimana kita tak bisa
menjawab apakah ia itu masih air atau sudah menjadi uap.
Dalam kehidupan sehari-haripun, kita berjumpa dengan bermacam-
macam pertanyaan yang tiada bisa diputuskan dengan ya dan tidak saja,
kalau sang Tempo campur. Mudah mengatakan orang itu tua, kalau
memang sudah hampir atau lebih seratus tahun umurnya, bermata kabur,
berambut putih dan bertelinga pekak dsb, atau masih bayi, kalau berumur
tiga atau empat bulan. Tetapi jawablah dengan ya atau tidak tua kalau
seseorang tetap kuat berupa muda, walaupun umpamanya sudah kira-kira
50 tahun.
Adalah saatnya dimana kita semua makhluk bernyawa ini, seorang dokter
yang pintarpun, tak bisa menjawab dengan pasti bahwa kita sudah mati
atau masih hidup.
Jadi jikalau pertanyaan itu dicampuri oleh tempo dimana campur perkara
timbul dan hilang, hidup dan mati, disinilah Logika semata-mata menjadi
gagal.
Bagian 2. BERKENA-KENAAN, BERSELUK-BELUK
Kia masih ingat bagaimana perbedaan besar diantara dua ahli Biologi
besar, menghampiri persoalan tentang Tumbuhan dan Hewan. Lenxeus
menganggap tiap jenis (spesies) baik Tumbuhan ataupun Hewan, sebagai
berdiri sendirinya, tunggal. Tak berkenaan dan tak ada seluk-beluknya
dengan jenis lain. Sedangkan Darwin menganggap sebaliknya, satu sama
lain tak bisa dipisahkan, dipancirkan sendirinya. Lenxeus mengganggap
masing-masing jenis, sebagai barang yang tetap yang pada satu saat
dibuat yang Maha Kuasa. Sedangkan Darwin menganggap masing-
masingnya jenis itu berubah sesudah beberapa lama disebabkan oleh
Pilihan Alam (Natural Selection). Lenxeus berpendapat bahwa masing-
masing jenis mesti diperiksa satu persatunya, terpancir sama sekali dari
jenis yang lain-lain. Sebaliknya Darwin memeriksa peralamankan
masing-masing jenis dengan seketikapun tak melupakan perkenaan dan
seluk-beluknya jenis itu dnegan jenis yang lain.
105