Page 130 - Tan Malaka - MADILOG
P. 130

Kita  lihat  pada  perlantunan  yang  kedua.  Jawa  sebagai  Kebun  Asia
               menyebabkan  penduduk  sesak.  Penghidupan  bertambah  susah  dan
               pemindahan  (walaupun  diadakan  industralisasi)  menjadi  persoalan
               penting dan hangat. Pemindahan akan berangsur-angsur mengubah sifat
               “pelekat”  ke  desa  itu  menjadi  “perantau”  mula-mula  ke  Seberang,
               kemudian siapa tahu ke seluruh pelosok dunia, seperti pada Zaman Besar
               Bangsa Indonesia Asli ialah zaman sebelum Hindu. Juga disini penduduk
               Jawa menukar sifat Alamnya dengan begitu menukar tabiatnya sendiri.

               Marx tiada perlu menukar lain lagi. Tiga simpulan diatas saja sudah lebih
               dari  cukup  buat  menggambarkan  perlantunan  antar  Benda  dan  Pikiran
               dalam Dialektika Materialistis itu. Perlantunan antara Benda masyarakat
               dengan  pikiran  atau  paham  manusia  adalah  terang  sekali.  Tidak  saja
               benda  masyarakat  jadi  alat  adanya  pikiran  itu,  tetapi  sebaliknya  kelak
               Pikiran  atau  paham  manusia  dalam  masyarkat  itu  melantun  jadi  alat
               adanya  Masyarakat  Baru.Tuduhan  bahwa  dalam  Marxisme,  pikiran  itu
               semata-mata mekanis menerima saja seperti mesin jalan kalau ada kodrat
               dan  berhenti  kalau  kodrat  (uap  atau  listerik)  itu  berhenti,  tuduhan
               semacam itu tak beralasan sama sekali.
               Saya  pikir  perkataan  kita  perlantunan  cukup  jitu  buat  menggambarkan
               kena-mengenanya  Benda  dan  Pikiran  dalam  masyarakat  itu.  “Tanah”
               dalam misal kita diatas, tiadalah menerima saja bola yang dijatuhkan atau
               dipukulkan si anak. Melainkan ia melantunkan bola itu kembali, makin
               kuat datangnya bola, makin deras lantunnya. Begitulah pikiran tadi tiada
               berhenti, berpangku tangan saja, menerima bayangan masyarkat, seperti
               cermin  menerima  bayangan  benda,  melainkan  melantun  mengubah
               masyarakat itu sendiri.

               Pasal 6. BENDA (MASYARAKAT) MENGENAI PIKIRAN.
               Misal  dari  pasal  ini  banyak  sekali.  Di  dalam  penghasilan  otaknya  Karl
               Marx  yang  terutama,  yang  tetap  akan  jadi  tanda  peringatan  dalam
               sejarahnya para ahli pikir dunia , ialah “DAS KAPITAL”, penuh contoh,
               dimana  benda  masyarakat  itu  menjadi  alat  adanya  dan  terus  adanya
               pikiran  itu.  Banyak  sekali  contoh  yang  saya  kumpulan  dalam  buku
               peringatan  yang  dicemplungkan  ke  laut  dengan  Merqui  itu.  Tetapi
               beberapa misal di bawah ini sudah cukup buat penglaksanaan itu.
               Dalam  pasal  Filsafat  sudah  saya  uraikan,  bahwa  buat  Hegel,  Absolute
               Idee,  Rohani  itulah  yang  “membikin”  sejarah  masyarakat  manusia.
               Sedangkan  buat  Marx  pertarungan  klas  dalam  masyarakat  itulah  yang
               memajukan  masyarakat  itu  dari  tingkat  ke  tingkat  yang  lebih  tinggi.



                                                                                         129
   125   126   127   128   129   130   131   132   133   134   135