Page 135 - Tan Malaka - MADILOG
P. 135

Barang  siapa  percaya,  bahwa  seseorang  yang  berapapun  keras
             kemauannya  dengan  pengikutnya  bisa  menimbulkan  Masyarakat  Baru,
             yang  melebihi  dari  pada  alat  seperti  pesawat,  kebudayaan  dll  yang
             dipusakakan oleh masyarakat itu, maka yang percaya semacam itu sudah
             meninggalkan Dunia Bukti dan memasuki Dunia Mimpi: Utopist.
             Pasal 7. BAYANGAN MASYARAKAT.

             Bagian 1. Sebagai pemandangan dunia : Weltanschauung.
             “Bumi  terletak  diatas  ikan.  Ikan  terletak  diatas  telur.  Telur  terletak
             dipuncak  tanduk  kerbau.  Kadang-kadang  lalat  menggigit  kerbau,  maka
             bergoyanglah kerbau tadi. Karena ia bergoyang, maka bergoyanglah pula
             telur  diujung  tanduk  kerbau  tadi.  Dengan  begitu  goyanglah  pula  ikan.
             Dan akhirnya goyang ikan tadi menyebabkan bumi kita kadang-kadang
             bergoyang, gempa bumi”.
             Beginilah  seluk-beluknya  Bumi  dan  Gempa  menurut  Pandangan  Dunia
             terbikin di Minangkabau. Memang kerbau lebih-lebih di zaman dahulu di
             Minangkabau penting buat segala-galanya. Bukan saja kodratnya dipakai
             buat membajak sawah atau menarik pedati, tetapi dari puncak tanduknya
             sampai  ke  ampas  yang  dibuangkannya  itu,  dipakai  sama  sekali.  Nama
             “Alam  Minangkabau”  boleh  jadi  atau  bukan  diambil  dari  kemenangan
             kerbaunya  orang  Sumatera  Tengah,  atas  kerbaunya  orang  dari  Jawa
             Timur, tetapi tiada mustahil jago-jago dari Majapahit dan kuat kebal dari
             Minangkabau  sudah  lelah  berperang,  buntu.  Kemudian  putusan
             diserahkan pada cerdik pandai kedua belah pihak! Boleh jadi pula Raden
             Panji  dan  Raja  dari  Majapahit  dan  Datuk-datuk  Gadang  bertuah  dari
             Minangkabau, setuju masing-masing akan takluk pada hasilnya peraduan
             dua ekor kerbau. Selainnya dari pada itu dalam cerita Minangkabau yang
             paling  dicintai  ialah  “Cindur  Mata”,  kerbau  bernama  si  Benuang
             mengambil bagian yang besar sekali dalam sebuah pertempuran.

             Begitu  pentingnya  kerbau  itu  dalam  penghidupan  orang  Minangkabau,
             lebih-lebih  pada  masa  dahulu.  Penting  bagi  makanan,  penting  bagi
             perkakas  mencari  penghidupan  dan  penting  dalam  bahaya,  sehingga
             kerbau itu dapat tempat yang penting sekali dalam segala-gala persoalan
             yag timbul dipikirannya. Tiada heran kalau sumbe dari penghidupannya
             itu dia anggap sebagai Maha Kodrat, yang menahan dan menggoyangkan
             bumi kita ini.

             Kalau  kita  pergi  ke  dusunnya  ipar  kita  yang  menduduki  pulau  Irian
             (Papua dulu!) itu, kita juga akan berjumpakan hal semacam itu.  Pokok




             134
   130   131   132   133   134   135   136   137   138   139   140