Page 138 - Tan Malaka - MADILOG
P. 138
dan pikirannya bangsa Indian. Juga satu pekerjaan yang menambah
kekuatan dan menimbulkan minat yang baik. Berburu itu menimbulkan
perasaan kolektif, sosial, tolong-bertolong, gotong-royong, sebab
perburuan itu mesti dijalankan bersama-sama, bertoboh. Kekuatan badan
dan kekuatan moral masyarakat Indian, yang acap mengagumkan kita dan
musuhnya; lahirnya dari pekerjaan berburu itulah pula.
Dari perburuan yang berhasil, orang Indian mendapat makanan dan
pakaian dan rumah dari kulitnya dsb. Tak heran kalau pekerjaan berburu
itu menjerat pikiran dan idaman sehari-hari. Dia terpaut pada lapangan
negerinya dan pemburuannya. Maka surga yang diidamkannya tak lain,
melainkan keterusan dari lapang dan pekerjaan yang berguna, sehat dan
memberi kesukaan itu. Surga buat dia, ialah padang yang penuh dengan
bison yang besar dan gemuk.
Janganlah tuan pembaca marah, tetapi periksalah surga yang tuan
idamkan itu. Kalau tuan seorang Kristen, bukankah surga tuan itu
bayangan dari Zaman, bila agama tuan lahir! Bukankah Tuhan dan
Malaikat yang bertingkat-tingkat itu tergambar, pula pada masyarakat
masa itu: Raja dipuncaknya dan Ningrat dari bermacam-macam pangkat
di bawahnya.
Kalau tuan seorang Islam, bukanlah surga tuan juga bayangan dari
masyarakat dan Bumi Arab? Bukankah Air Zamzam dalam surga itu,
barang yang luar biasa di gurun pasir Benua Arab? Bukankah bidadari
yang matanya seperti mata merpati itu idaman Arab, dan Badui yang
terutama. Sadarlah tuan dan jangan marah dan dogmatis!
Pakailah pikiran nuchter, jernih! Lihatlah sekitar tuan saja! Bukankah
“feramfuan” suatu barang yang nomer wahid buat tuan Said, turunan
Nabi MUHAMMAD SAW? Begitu penting ini barang, sampai ketika dua
kali saya lalui dan singgah di Mesir, kaum Ibu masih disimpan baik-baik
diantara 4 batu tembok, tak boleh keluar. Yang keluar mesti dikudungi
betul-betul, tak boleh manusia lain, orang Islam pun melihatnya.
137