Page 143 - Tan Malaka - MADILOG
P. 143

dan dibanding dengan Indonesia sendiri semenjak bercampur dengan
                bangsa asing? (Baca : Weltgechichte! dsb).
             3.  Berapa jauh cerita dan sejarah wayang bisa mengemukakan hal, fakta
                yang  nyata  dalam  masyarakat  Pra-Hindu  itu,  seperti  Teknik  dan
                Ekonomi, yang menjadi sebab, maka :

                1.  Dynamisme  dan  Animisme  Indonesia  Tulen,  bisa  didesak  ke  sudut
                    sekali oleh Hinduisme, Budhisme dan Islamisme, walaupun Dynamisme
                    dan  Animisme  itu  sampai  sekarangpun  belum  hilang  dan  selama
                    “kepercayaan” mustahil sekali bisa hilang.
                2.  Kenapa para Satria dalam cerita Indonesia Tulen bisa diganti, didesak
                    ke sudut atau diperolok-olokkan (Petruk, Gareng dan Semar) oleh cerita
                    Hindu  dan  Arab,  sedangkan  satria  Indonesia  ialah  pemimpin  dari
                    masyarakat sebenarnya.


             Pertanyaan  di  atas  mudah  ditambah  banyaknya,  susah  menjawab  dan
             mesti  banyak  sekali  mengambil  tempo.  Selain  dari  itu  pekerjaan
             seseorang  pemeriksa  akan  percuma  buat  kemajuan  Indonesia,  kalau
             semangat dan penjuru memandang “point of view” dari si pemeriksa, tak
             lebih  dari  seorang  terpelajar  luhur,  penyusun  “Aceh  Woordenboeken”.
             Edeller Prof. Dr. Hussein Djajadiningrat. Semangat mesti semangat orang
             merdeka  yang  mencari  perubahan  baik  dan  penjuru  mesti  sudut
             masyarakat Indonesia dan keperluan Indonesia, bukan semangat seorang
             Hussein Djajadiningrat, walaupun ia seorang “Prof”.
             Bahan buat diperiksa tiada sedikit, tetapi sudah didapat. Sejarah wayang
             dari  semua  macam  wayang,  di  seluruh  pulau  Jawa  mesti  dibandingan
             dengan cerita suku Indonesia Asli  yang  kurang sekali atau sama  sekali
             tiada  dipengaruhi  Hinduisme  dan  Arabisme.  Cerita  atas  dongeng  yang
             didapat seperti di negeri Batak, Dayak atau Toraja, niscaya banyak bisa
             memberi keterangan atau suggestion, petunjuk. Sebab masyarakat Batak,
             Dayak  dan  Toraja  yang  tulen,  tentu  tak  berapa  bedanya  dengan  Jawa
             tulen, Jawa Pra Hindu.

             Kita tak boleh lupa, bahwa Indonesia Dayak umpamanya, tiada kurang
             kepandaian  tentang  besi  dari  bangsa  manapun  di  Asia,  sebelum  diajar
             Eropa modern. Dan pekerjaan mengayau buat mencari kepala manusia itu
             tiada  boleh  disalahkan  menurut  moral  yang  diajarkan  oleh  agama  saja.
             Pekerjaan  itu  mesti  diperhubungkan  dengan  masyarakat  Dayak,  iklim,
             cacah jiwa, ekonomi, dan kepercayaan pada Dynamisme dan Animisme
             (Kepala  itu  menurut  kepercayaan  asli,  ialah  pusatnya  kodrat.
             Mengupulkan kepala berarti mengumpulkan kodrat).



             142
   138   139   140   141   142   143   144   145   146   147   148