Page 148 - Tan Malaka - MADILOG
P. 148
Tartari, menjadi perantau di Lautan. Pelayaran yang mulanya barangkali
dari Semenanjung Malaka ke Sumatera saja, dari tepi ke tepi sungai, dari
muara ke hulu sungai saja, lama-lama jadi pelajaran dari pantai ke
kepulauan Indonesia ini. Akhirnya menimbulkan pengetahuan,
keberanian, kebiasaan dan keminatan menyeberangi dua Samudra
terbesar di dunia ini. Sifat Bumi dan Iklim Indonesia pembentuk perkakas
buat Indonesia Asli, perkakas terpenting buat kehidupannya “perahu
memakai cerdik”. Perahu ini, walaupun berapa lebarnya lautan dan
besarnya gelombang boleh dibilang mustahil bisa tenggelam.
B. PESAWAT MEMBENTUK KEADAAN EKONOMI
a. Perkakas pesawat.
Bukan satu atau dua buku, melainkan beberapa buku seorang ahli
pesawat mesti menulis, buat menguraikan sejarahnya perkakas yang
dipakai manusia dalam riwayatnya lebih dari 500.000 tahun itu. Berapa
ribu tahun, mesti berlalu dan berapa tingkat yang mesti didahului oleh
perkakas batu sampai ke perkakas tembaga. Dari tembaga ke besi!
Beberapa perubahan yang diderita oleh perkakas besi itu baru sampai jadi
maha mesin atau mesin raksasa dizaman sekarang.
Buat melaksanakan teori diatas ini, yakni pesawat membentuk ekonomi,
terpaksalah dan lebih dari cukup, malah lebih terang kalau kita ambil
perubahan perkakas yang nyata kelebihan: yang melompat dari tingkat
rendah ke tingkat tinggi.
Kita kembali ke zaman Tengah di Eropa. Kita masuki satu Gilde, Guild,
satu Kongsi Pertukangan. Kongsi para tukang besi umpamanya. Kongsi
ini banyak sekali mempunyai aturan, statuten, yang mesti diikuti oleh
anggotanya masing-masing. Semua aturan itu boleh kita pelajari
sekarang, karena ada tertulis dengan nyata dan masih disimpan. Berlainan
dengan sejarah kita! Memang dalam segala-gala yang mengandung
sejarah barat itu, di Zaman Yunani sampai sekarang betul-betul sejarah;
hal yang terjadi; barang yang ada; bukan impian tak senonoh seperti di
negeri kita. Saya lebih suka mengambil contoh yang ada di Indonesia,
tetapi apa boleh buat, keterangan yang saya peroleh tiada cukup dan tiada
syah. Tetapi boleh dikatakan pasti, bahwa di beberapa bagian Sumatera,
seperti Minangkabau, Aceh, dan Palembang, di Jawa pada masa Pajajaran
dan Majapahit, golongan tukang besi itu ada sederhana tinggi derajatnya
dalam pergaulan dan ekonomi. Sejarah mengatakan, kaum pandai atau
147