Page 150 - Tan Malaka - MADILOG
P. 150

punya! Tidak ada satu bagian satu biji pakupun yang dimiliki seseorang,
               melainkan semua yang mengeluarkan modal itu memiliki semua perkakas
               mengadakan  hasil  itu.  Bagitu  juga  tidak  lagi  satu  orang  memiiki  hasil
               yang keluar, satu jarumpun, melainkan semua hasil itu ialah buat semua
               pemegang  andil  atau  pemegang  surat  debenture  (surat  terima  bunga
               uang).

               Tetapi  yang  nyata  tidak  bermiik  ialah  satu  golongan  besar,  yang  dulu
               berpunya, yakni: Buruh, proletar.

               Buat menjadi buruh, proletar, tak berpunya, maka pak tani atau si tukang
               Zaman  Tengah  mesti  “dimerdekakan”  dalam  dua  hal:  1.  Medeka  dari
               kongsinya;  2.  Merdeka  dari  atau  lepas  dari  perkakasnya,  artinya
               dihilangkan perkakasnya. Kewajiban revolusi borjuis ialah menimbulkan
               “kemerdekaan”  semacam  ini.  Sekarang  si  proletar,  tak  berpunya,
               “merdeka”  pula  menjual  tenaganya  pada  pasar  yang  “merdeka”.  Disini
               dia dengan ribuan teman sejawatnya “merdeka” tawar-menawar dengan
               kaum Modal, kaum yang mempunyai segala-gala.
               c. Perkara Kemerdekaan dan Kepandaian.

               Tukang besi pada satu kongsi di Zaman Tengah di Eropa atau seorang
               pandai  besi  di  Majapahit  atau  Minangkabau  ialah  seorang  merdeka,
               seorang  yang  dihargai  dalam  Masyarakat.  Walaupun  pada  masyarakat
               Majapahit  kaum  pandai  itu  cuma  masuk  kasta  Waisya,  kasta  ketiga,  ia
               ada mempunyai kedudukan yang baik juga. Pandai besi zaman Majapahit
               atau  Minangkabau  yang  mendapat  kris  yang  kuat  artinya  sama  dengan
               pendapat  (inventor)  atau  Insinyur,  pembentuk  kapal  terbang  atau  kapal
               silam zaman sekarang. Kris itu adalah senjata luhur zaman Sriwijaya dan
               Majapahit, seperti kapal terbang dan kapal silam zaman sekarang. Kalah
               menangnya  perang  pada  masa  itu  selain  dari  semangat  dan  moral
               kebatinan, tergantung pada kuat dan jitnya kris seperti sekarang terutama
               pada kuat dan jitnya kapal udara dan kapal silam itu. Tukang besi zaman
               dahulu itu, ialah seorang yang berinisiatif sendiri, merdeka sendiri, dalam
               hal bentuk-membentuk.

               Begitu  di  Eropa,  begitu  pula  tentu  di  Indonesia.  Rahasia  melebur  besi,
               kepandaian  membentuk  senjata  yang  maha  tangkas,  tersimpan  dalam
               otaknya pandai besi, walaupun pekerjaan anggota kongsi tukang di Eropa
               itu  di  bawah  penilikan  pemimpin,  ialah  pemimpin  kongsinya  sendiri,
               tetapi  masih  banyak  kemerdekaan  yang  tinggal  padanya.  Ia  merdeka
               merubah segala-galanya!





                                                                                         149
   145   146   147   148   149   150   151   152   153   154   155