Page 154 - Tan Malaka - MADILOG
P. 154

berhubungan  dengan  division  of  labour  dan  berapa  keduanya  ini
               mempengaruhi ekonomi. Walaupun banyak syarat yang ada padanya, dia
               mesti menunda menjalankan idamannya jauh lebih lama dari pada yang
               dikehendakinya. Sekarang dia yakin, bahwa walaupun bangsanya sudah
               merdeka dalam politik, kaya dengan uang dan hasil bumi, tetapi masih
               rendah sekali dalam hal pesawat dan industri-berat (heavy industry).

               Dia berbisik, Majapahit tak bisa meninggalkan pusaka lain dari kampak
               dan  palu.  Sebab  memang  pada  zaman  itu  tak  ada  perkakas  yang  lebih
               tinggi  di  seluruh  dunia  ini.  tetapi  Belanda!  Ya,  kalau  dia  tiada
               memikirkan untung yang lekas dan banyak didapat saja dengan gula atau
               teh,  barangkali,  ya,  sudah  tentu  dia  tak  akan  mengalami  kejadian  yang
               sudah-sudah. Indonesia tentu akan punya perkakas heavy industry dengan
               semua bagian, skilled atau un-skilled labor, buruh halus atau kasarnya.

               e. Perkara sosial, pergaulan.

               Mudah  kita  menggambarkan  pergaulan  antar  pekerja  dan  pemimpinnya
               pada zaman dimasa perkakas masih digerakkan dengan tangan.

               Mudah  kita  gambarkan  satu  gilde,  dimana  pekerjaan  dan  pemimpin
               pekerja  bersama-sama  pada  satu  tempat,  bercakap-cakap  dalam  keadan
               duduk sama rendah, tegak sama tinggi .Tinggi rendah cuma terbawa oleh
               pengetahuan  dan  batinnya  si  pemimpin,  bukan  karena  kelahiran
               bangsawan  atau  kekuasaan  uang.  Si  pemimpin  bukan  orang  yang  jatuh
               dari  langit  sepreti  Raja,  melainkan  orang  yang  dipilih  kaum  pekerja
               diantara  pekerja  sendiri  buat  mengawasi  keperluan  bersama  menurut
               aturan, statuten, yang ditentukan dan dimufakati pada pekerja. Betul pada
               kira-kira  Abad  ke-XV,  pertentangan  semakin  tajam  antara  pekerja  dan
               pemimpin yang menjadi kaya, lebih-lebih di Jerman dan tak kurang hebat
               di  Inggris  antara  master  dan  journey-men  atau  yeomen.  Tetapi
               pertentangan itu di Inggris berakhir dengan pengawasan, supervision dan
               pemeriksaan (controle) dari kaum masters, dan lagi bertambah majunya
               pesawat  pula  yang  berakhir  kepada  kemesinan  dan  kepabrikan.  Pada
               masa belakang ini peraturan gilde, perkongsian tukang, berganti dengan
               Trade  Union,  perkumpulan  kaum  pekerja,  pada  satu  pihak  dan
               perkumpulan  majikan  pada  pihak  lainnya.  Gambaran  pergaulan  para
               pekerja dengan pemimpinnya pada zaman Gilde + Abad ke-XIII dan XIV
               berlakon paternal, bapak dan anaknya pada masyarakat Tionghoa, yang
               memang cocok dengan dasar pelajaran Guru Kung. Sisa peraturan Gilde,
               “tong”  namanya  dalam  bahasa  Tiongkok  Selatan  masih  bisa  kita  lihat
               dikota-kota  Tiongkok  ataupun  Indonesia.  Membikin  tong  buat  tolong-




                                                                                         153
   149   150   151   152   153   154   155   156   157   158   159