Page 156 - Tan Malaka - MADILOG
P. 156

Amerika,  bernama  Holding  Company,  kongsi  pengikat.  Royal-Dutch
               kongsi  pengikat,  inilah  walaupun  ia  tak  mengurus  perusahan  yang  jadi
               puncak  seluruh  industri  minyak  di  Indonesia.  Diantar  cabangnya,  yang
               masyhur juga bernama BPM.
               Ia  kini  yang  menggali  (boren)  minyak  dan  menyaring  minyak:
               Raffinaderijen,  Anglo  Saxon  Cy,  kongsi  Inggris  dengan  NI  Tank
               Stoomboot  Cy  mengangkut  dan  membagikan  minyak  tadi.  Asiatic
               Petroleum  Cy  menguras  penjualan  di  Asia  Timur.  Kantor  pusat  dari
               Royal  Shell  tadi  ialah  di  London;  kita  semua  kenal  akan  Deterding,
               seorang  Belanda  sebagai  kepalanya.  Kantor  pusat  dari  BPM  ialah
               (dahulunya) di Den Haag.

               Mesin  dan  perkakas  yang  dipakai  buat  menggali,  membersihkan  dan
               mengangkut minyak keseluruh pelosok dunia ini, tiada lagi terbikin pada
               satu apar ditempa dengan tangan, seperti di Minangkabau atau Majapahit,
               melainkan  didatangkan  dari  seluruh  pelosok  dunia  sesudah  melalui
               bermacam-macam tingkat perusahan kemesinan pula: Dari tanah tambang
               ke besi kasar (pigiron), dari besi kasar ke baja dan dari baja ke mesin.
               Boleh  jadi  tanah  tambangnya  diambil  di  Cuba,  besinya  atau  bajanya
               digembleng di Amerika dan mesinnya di bikin di Amerika atau Inggris.

               Perusahaan  minyak  tidak  lagi  lokal,  pada  satu  daerah  kecil  saja  atau
               nasional, melainkan sebab pesatnya kemajuan pesawat sudah betul-betul
               Internasional. Keuangan buat menjalankan perusahaan yang berdasarkan
               Internasional ini, tiada lagi keluar dari kantongnya anggota atau kepala
               kongsi,  melainkan  dari  beberapa  Bank:  Bank  Negara  atau  Bank
               seseorang, dari seluruh penjuru dunia pula terutama Inggris dan Belanda.

               Bersangkutan  dengan  hal  ini,  maka  tiadalah  lagi  kita  dapati  pergaulan
               para buruh dengan pemimpinnya pada Zaman Tengah di Tiongkok atau
               pada masa Majapahit. Buruh halus dan kasar Indonesia tiadalah bisa lagi
               duduk  atau  makan  bersama-sama  tuan  Deterding.  Tidak  saja  antara
               tempat  berjauhan,  tetapi  antara  kedudukan  sosial  dalam  masyarakat
               zaman  sekarang  ada  berjauhan  seperti  bumi  dengan  langit.  Kalau  ada
               perhubungan  antara  tuan  “besar”  dengan  kuli  di  pabrik  atau  galian
               minyak,  maka  perhubungan  itu  biasanya  dijalankan  oleh  tingkat  yang
               menghubungkan  tangan  tuan  besar  dengan  kepala  kuli.  Atau  kata  yang
               lain dipakai yang menghubungkan mulut tuan besar dengan telinga kuli
               ialah perkataan God verdmome.






                                                                                         155
   151   152   153   154   155   156   157   158   159   160   161