Page 160 - Tan Malaka - MADILOG
P. 160

dengan  inventor  atau  calon  inventor  yang  cerdas.  Memang  pemakaian
               invention, pendapat baru itu pada zaman monopoli ini ada terbatas, tidak
               lagi seperti pada  masa “Free trade”, pesawat baru itu tetap tinggal jadi
               perkakasnya  kapitalis  buat  menewaskan  musuh  saingannya  atau  kaum
               buruh.  Sedikit  panjang  ktia  menyimpang  diatas,  tetapi  tiada  bisa
               dihindarkan.

               Sekarang  kita  kembali  pada  pangkal  persoalan.  Ekonomi  menjadi  alat
               adanya Pesawat dan Pesawat menjadi alat adanya Bumi dan Iklim. Dalam
               keterangan  dibelakang  yang  rupanya  menyimpang  tadi  sudah  termasuk
               kepastian, bahwa keadaan ekonomi jadi alat adanya pesawat. Siapa yang
               melihat  film  yang  banyak  sekali  memberi  pelajaran  itu,  saya  maksud
               “Edison the man” dia bisa pastikan, bagaimana keadaan ekonomi, disini
               juga  mengandung  arti  sempit,  ialah  keadaan  ekonomi  Edison  sendiri,
               dalam  perusahaan  listerik,  kepunyaan  dan  di  bawah  pimpinannya  itu,
               memaksa dia mendapat pesawat yang baru.

               Begitulah  juga  tiap-tiap  perusahaan  dengan  laboratoriumnya  mencoba
               membentuk  pesawat  yang  baru,  yang  bisa  mengadakan  hasil  lebih
               banyak, lebih cepat, lebih mufah dan lebih tahan serta bagus.

               Perang itu bengis, memusnahkan jiwa muda, jiwa sehat kuat, dan berani
               dan  banyak  mengandung  pengarapan  buat  masyarakat,  memusnahkan
               harta  berjuta-juta,  memperdalam  dendam  kesumat  satu  Negara  dengan
               Negara lain. Tetapi satu Negara yang berperang dengan Rakyat Negara
               lain  itu  tak  kenal-mengenal  satu  sama  lainnya.  Janganlah  pula
               bermusuhan.  Bala  hidup  semacam  itu  sukur,  diantara  orang  Indonesia
               tidak sedikit yang mengerti, sudah tidak dianggap lagi sebagai kemauan
               Tuhan.  Perang  itu  semata-mata  kemauan  dan  perbuatan  manusia,  dan
               boleh dikehendaki dan diperhentikan oleh manusia pula. Perang tidak lain
               melainkan penjelmaan persaiangan ekonomi yang terakhir: buat merebut
               pasar, merebut bahan dan merebut tempat buat menanam kapital sendiri
               dengan  aman  dan  untung  banyak.  Perang  ialah  bentuk  terakhir  dari
               persaingan ekonomi. Disinilah pula terbentuk sejelas-jelasnya kebenaran,
               bagaimana  keadaan  ekonomi  itu  (baca  persaingan  kapitalisme)
               membentuk pesawat membunuh.

               Ratusan otak yang maha cerdas di Asia, Amerika dan Eropa pada ketika
               saya menulis buku ini, dipakai oleh pemerintahnya masing-masing buat
               mendapatkan kapal terbang yang lebih cepat terbang, cepat berputarnya
               dan  berat  serta  jitu  menembaknya.  Tank  yang  maha  cepat,  maha  kebal
               dan maha tangkas tembakannya. Kapal penempur yang maha kebal dan




                                                                                         159
   155   156   157   158   159   160   161   162   163   164   165