Page 142 - Tan Malaka - MADILOG
P. 142

mananam, menyabit dan menumbuk padi dengan tari, nyanyi dan pantun
               yang bersangkutan.

               Gerakan badan ketika menumbuk padi terutama, kuat lemahnya gerakan,
               tempoh antara satu gerak dengan gerak lain, pendeknya yang dalam seni
               dikatakan  rythme  dalam  pekerjaan  itu,  pindah  kepada  gerakan  badan
               ketika menari, kepada suara ketika menyanyi atau berpantun dan bersyair.
               Tari,  pantun  dan  syair  yang  berhubungan  dengan  pertanian,  tidaklah
               susah dicari di Indonesia, lebih-lebih dimana seni itu sampai ke puncak,
               ialah di Jawa dan Bali.
               Saya  memang  sudah  lama  berniat  hendak  mempelajari  wayang  lebih
               dalam. Tetapi sekarang belum ada kesempatan. Serba sedikit tentu saya
               ketahui  perkara  itu.  Walaupun  saya  seandainya  lebih  tahu,  lebih  dalam
               mengetahui perkara wayag, tentulah tiada dalam buku ini, ataupun pasal
               ini,  saya  mesti  memberi  uraian.  Kalau  buat  yang  berhubungan  dengan
               pasal dan buku ini, saya pikir sudah cukup dikemukakan, yang diantara
               kaum terpelajar, juga umum, diketahui, bahwa wayang itu bukan berasal
               Hindu,  melainkan kepunyaan Indonesia. Perhatikan sejarahnya  Wayang
               Purwa  (Baca  Dr.  Hazeu).  Kedua,  wayang  itu  berhubungan  dengan
               perusahaan  bersawah  dan  Animisme,  ialah  permuliakan  arwah  nenek
               moyang,  Dewa  atau  memanggil  dan  minta  pertolongan,  nasehat  atau
               pimpinan batin pada arwah itu dalam marabahaya.

               Jadi  wayang,  bayang,  memang  tepat  berarti  satu  bayangan  masyarakat
               nenek moyang bangsa Indonesia, walaupun bukan arti semacam ini yang
               dimaksud nenek moyang kita. Melainkan bayangan boneka di atas kain
               layar (kelir).

               Kewajiban ahli seni Indonesia Muda saya pikir, ialah buat mempelajari
               perhubungan  antara  wayang  dengan  arti  bayangan  masyarakat  dengan
               mempelajari  masyarakat itu sendiri. Perkara  yang  mesti diperiksa,  saya
               anjurkan :


               1.  Berapa jauh wayang sebagai seni Indonesia tulen, yakni wayang pada
                   Zaman sebelum Hindu, menggambarkan masyarakat itu.
               2.  Berapa jauh cerita dalam wayang bisa memberi jawab atas pertanyaan
                   yang  penting  buat  seorang  Indonesia:  Apa  sebab  pada  Pra-Hindu,
                   Indonesia  Asli  itu  lebih  praktis,  matter  of  fact,  atas  bukti,  lebih
                   berniat,  lebih  berani  memulai  pekerjaan  baru  walaupun  besar
                   bahayanya dibanding dengan bangsa apapun di dunia pada masa itu






                                                                                         141
   137   138   139   140   141   142   143   144   145   146   147