Page 35 - Tan Malaka - MADILOG
P. 35
Peralaman (Experimenten) yang dijalankan dalam Laboratorium pada
5 benua di muka bumi ini belum pernah memungkiri Undang yang
dikenal, dalam Ilmu Kodrat (Mekanika) Ilmu Alam, Ilmu Pisah dll.
Undang alam itu terus jalan dengan tetap pasti, tak perduli, di waktu
mana ataupun tempat mana juga. Dimana saja, bila saja undang itu
dilaksanakan, dia berjalan tetap terang. Seperti pepatah Indonesia:
Terang, bersuluh bulan dan matahari, bergelanggang di mata orang
banyak. Pasti pula Maha Dewa Rah tak akan bisa merubah jalannya
undang itu, pasti tak bisa.
Seorang pemikir nakal pernah berkata: yang kuat di alam ini
mengalahkan yang lemah. Undang Alam ini sudah termasuk ke dalam
common sense. "Ini semut’’,katanya pula, "ini jari saya, lebih kuat dari
semut itu’’, katanya terus. "Kalau ada Kodrat, yang bisa mencegah
Alam menjalankan Undangnya, tolonglah semut ini’’, katanya yang
penghabisan. Pada saat itu juga ditekankannya jari pada semut yang
lemah tadi. Semut tadi pasti mati. Quot erat demonstandum.
Demikianlah dibuktikan kebatalannya andaian ke 1 tadi.
2. pada jari tengah Dewa Rah sama kuasa dengan alam dan undang
alam.
Kalau begitu apa gunanya menyembah Dewa Rah? Dewa Rah tidak
diketahui jalannya. DIA adalah satu kegaiban yang maha besar.
Sedangkan alam bukanlah semuanya gaib, sudah banyak diketahui
undangnya, jalannya. Boleh dilihat akibatnya dan disimpulkan segala
buktinya. Ditunjukkan kebenarannya dengan tak pernah mungkir.
Boleh dipakai undangnya itu buah keselamatan dan kesenangan didup.
Jadi lebih baik sembah junjung dan puja alam saja, barang yang nyata
itu. Seandainya Maha Dewa RAH tak menyetujui hal ini, maka dia
boleh parani alam dan kalau perlu berjuang, mengukur kekuatan
dengan alam. Karena kekuatan RAH dan Alam itu seperti sudah kita
andaikan tadi sama, maka kita makhluk yang hina ini boleh menjadi
penonton saja. Kita tak perlu takut. Dewa Rah tak akan bisa berhenti
memarani kita penonton. Karena DIA tak bisa lepas dari gelutan,
sepak-terjang, terlak serta kuntauannya alam yang sama-kuat dengan
Dewa Rah itu.
3. Pada jari manis : Dewa Rah kurang kuasa dari alam dan Undangnya.
Seandainya kemungkinan ini benar, maka kita ingat pada nasibnya Dr.
Frankenstein. Dia, seperti kita tahu, membikin seorang raksasa. Dia
34