Page 40 - Tan Malaka - MADILOG
P. 40

Demikianlah  David  Hume  dengan  memisahkan  ide  dari  benda,
               abstraction  dan  menganggap  ide  yang  pertama,  dalam  menentang
               benda  sebagai  dasar  yang  pertama,  tewas  dalam  tentangannya
               membatalkan  adanya  diri  sendiri.  Dengan  begitu  ia  sebetulnya
               membatalkan filsafat idealisme itu.

               Sesudah  Hume,  boleh  dibilang  filsafat  idealisme  sudah  mati.  Tetapi
               barang  yang  mati  itu  acapkali  menjelma  hidup  kembali  dengan
               memakai bentuk baru, seperti Pharao Rah dan Ptah tadi, sekarangpun
               masih ada bentuknya.

               Emmanuel  Kant  ahli  filsafat  Jerman  kesohor  itu,  mengangkat  naik
               kembali bendera Hume, tetapi tidak dengan konsekwensi Hume. Kant
               tidak  berjalan  terus  jujur  seperti  Hume,  tetapi  maju  mundur.  Seperti
               kata  Lenin,  filsafat  Kant  tidak  boleh  dipakai  buat  berkelahi,  bukan
               filsafat berkelahi. Menurut Kant, kita bisa ketahui dengan pancaindera
               kita sesuatu benda, tetapi "Ding an Sich" benda sendirinya, kita tidak
               bisa ketahui.
               "Kalau sudah kita ketahui sesuatu barang dengan pancaindera apa juga
               lagi  yang  mesti  kita  ketahui  tentang  barang  itu“  begitulah  kaum
               materialis bertanya. Buat kaum materialis hal itu sudah cukup. Tetapi
               buat Kant itu belum cukup. Ia tak sepenuhnya memihak pada Hume
               dan bilang terus terang, bahwa benda itu buat dia tak ada, yang ada
               cuma gambaran dalam otaknya. Tetapi ia cari rumput buat sembunyi
               dengan memakai "Ding an Sich" benda itu sendiri.

               Jawab Engles dalam hal ini, pendek dan jitu. Kata Engels: dari hari ke
               sehari  "Ding  an  Sich"  itu,  sudah  menjadi  "Ding  an  Furuns".  Benda
               yang sendirinya itu tidak diketahui, dari sehari ke sehari sudah menjadi
               "benda  kita".  Keterangan  Engels  tentang  "Ding  Fur  Uns"  itu  dulu
               banyak  saya  cari  tapi  tak  berjumpa.  Tetapi  menurut  pikiran  saya,
               jawab Engels yang pendek ini mesti diterjemahkan sebagai berikut:

               "Air" umpamanya, yang dahulu kala dianggap oleh nenek moyang kita
               seperti  suatu  barang  yang  ajaib,  sekarang  kita  sudah  ketahui  "zat
               asalnya",  ialah  Hydrogen  dan  oxygen.  Sudah  diketahui,  menurut
               undang mana dia berpadu, ialah menurut Undang Dalton. Apa rasanya
               air itu kalau diraba atau diminum. Berapa beratnya 1 L. Apa gunanya
               buat  kita,  buat  tumbuhan  dan  hewan.  Bagaimana  sifatnya,  dsb.  Apa
               juga lagi yang mesti di "Ding an Sich"kan tentang air, nenek moyang




                                                                                          39
   35   36   37   38   39   40   41   42   43   44   45