Page 37 - Tan Malaka - MADILOG
P. 37

BAB II

                                         F I L S A F A T




             Apabila  kita  menonton  satu  pertandingan  sepakbola,  maka  lebih
             dahulu sekali kita mesti pisahkan si pemain, mana yang masuk klub
             ini,  mana  pula  yang  masuk  kumpulan  itu.  Kalau  tidak  begitu
             bingunglah  kita.  Kita  tak  bisa  tahu  siapa  yang  kalah,  siapa  yang
             menang. Mana yang baik permainannya, mana yang tidak.
             Begitulah kalau kita masuki pustaka filsafat yang mempunyai ratusan,
             ya, ribuan buku itu. Kita lebih dahulu mesti pisahkan arah-pikiran para
             ahli  filsafat.  Kalau  tidak,  niscaya  bingunglah  kita,  tak  bisa
             memisahkan siapa yang benar, siapa yang salah. Seperti para pemain
             sepak  bola  tadi  kacau  balau  di  mata  kita,  tak  tahu  apa  maksudnya
             masing-masing, begitulah di mata kita para ahli filsafat berkata semau-
             maunya saja, kalau tak ada pangkal tak ada ujung.

             Tetapi memakai Engels buat penunjuk jalan, bisalah kita terhindar dari
             kekacauan  dan  membuang-buang  waktu.  Engels,  sekarang  terkenal
             sebagai co-creator, sama membangun, dengan Marx, sebetulnya dalam
             filsafat  banyak  sekali  meninggalkan  pusaka.  Karl  Marx  terkenal
             sebagai bapak Dialektis Materialisme dan Surplus Value, yakni Nilai-
             Ber-Lebih,  nilai  yang  diterbitkan  oleh  buruh,  tetapi  dimiliki  oleh
             kapitalis.  Engels,  pendiam,  pembelakang,  selalu  berdiri  di  belakang
             kawannya Marx, tetapi setia dan jujur, meneruskan mengarang "Das
             Kapital", yang belum habis ditinggalkan Marx, karena ia meninggal.
             Engels sendiri menulis beberapa buku berhubung dengan filsafat "Anti
             Duhring" dan "Ludwig Feurbach" sejarah dan ekonomi.

             Sebagai  co-creator  Engels  melanjutkan  dan  mendalamkan  paham
             Dialektis  Materialisme  dan  komunisme,  dengan  bahasa  yang  terang,
             populer,  jitu  dan  merdu.  Engels  memisahkan  para  ahli  filsafat  dari
             jaman  Yunani  sampai  pada  masa  hidupnya  Marx-Engels  dalam  dua
             barisan.  Pada  satu  barisan  terdapat  kaum  Idealis  yang  bertentangan
             dengan  barisan  kedua,  kaum  materialis.  Kaum  Idealis  "umumnya"
             memihak  pada  kaum  yang  berpunya  dan  berkuasa,  sedangkan  kaum
             materialis berpihak pada proletar dan kaum tertindas. Kadang-kadang
             perlawanan  tinggal  tersembunyi  tetapi  kadang-kadang  terbuka  terus-




             36
   32   33   34   35   36   37   38   39   40   41   42