Page 44 - Tan Malaka - MADILOG
P. 44

berkuasa  pada  satu  pihak,  mengemukakan  ide,  intelek,  pikiran,
               terhadap  kaum  terhisap  dan  tertindas,  pada  lain  pihak  ia  memakai
               kemegahan, majiat rohani buat meninabobokan kaum pekerja, supaya
               nanti  mendapat  nikmat,  bidadari,  yang  matanya  seperti  mata  burung
               merpati dan kesenangan kekal akhirat.

               Demikianlah  sesuai  dengan  perjuangan  kelas,  idealisme  atau  tak
               berdialektika, membentuk dirinya supaya cocok dengan keadaan klas
               yang memegangnya. Dimana Kapitalisme masih muda, kokoh karena
               sedang  naik  seperti  Amerika,  maka  lahirlah  idealisme  berupa
               "pragmatisme" yang dikemukakan oleh John Dewey. Filsafat pemikir
               dari  negara  yang  mempunyai  "the  biggest  of  all",  semuanya  paling
               jempol,  ini  katanya  berdasarkan  "objective  truth",  hakekat  yang
               obyektif,  yang  tenang,  tetapi  kalau  diperiksa  lebih  dalam,  maka
               nyatalah  bahwa  "objective  truth",  tadi  bergantung  pada  paham,  cita-
               cita dan perasaan borjuasi Amerika "the country of the free", negara
               merdeka  ialah  buat  borjuasi  amerika.  John  Dewey  mengambil
               masyarkat borjuis dan paham borjuis sebagai titik permulaan berpikir,
               ketika Amerika dalam kaya raya. Sekarang, sampai sebelum perang ini
               kemakmuran Amerika, yang disangka akan tinggal kekal tadi, sudah
               menyusuli  kawannya  di  Eropa  Barat.  Krisis  sudah  bersimaharajalela
               dan tetap.
               Sekarang buat 11.000.000 buruh, jadi buat kira-kira 33.000.000 buruh
               dengan  anak  bininya,  "obyective  truth"  tadi,  tidaklah  begitu
               "obyective",  tidaklah  begitu  tenang.  Semua  barang  yang  memberi
               ketenangan  buat  borjuis  seperti  harta  benda,  justisi,  polisi  dan  hak
               milik  turun  menurun,  adalah  benda  yang  mengacaukan  paham,
               perasaan dan penghidupan kaum proletar Amerika sekarang.

               Dimana  pergerakan  buruh  berpengaruh  sekali  seperti  di  Jerman
               sebelum  perang  1914-1918,  maka  dalam  kalangan  proletar  sendiri
               idealisme itu tiadalah berani keluar terang-terangan. Dalam kalangan
               kaum proletar sendiri masuk bermacam-macam isme, yang diluarnya
               berupa  materialisme,  tetapi  pada  dasarnya  terdapat  idealisme.  Lenin
               dalam  bukunya:  "Empiris-Critism"  dengan  terang  dan  jitu
               mengemukakan, pemisahan kaum ahli filsafat atas dua partai, seperti
               pertama kali dikemukakan oleh Engels, ialah partai ahli filsafat idealis
               dan  partai  materialis.  Dengan  sempurnanya  Lenin  membuka  kedok
               yang  dipakai  oleh  Empiris-Critism,  Machinisme  Neo  Vitalisme,  dll.




                                                                                          43
   39   40   41   42   43   44   45   46   47   48   49