Page 46 - Tan Malaka - MADILOG
P. 46

Facisme  Italia  tadi  cuma  bentuk  baru  dari  aksi  dan  paham  tua.
               Mussolini,  bapak  fasisme  juga  amat  tertarik  oleh  Napoleon  Besar
               "ommpya"  dari  Louse  Bonaparte  sampai  ia  mentonilkan  Napoleon,
               yang katanya orang Italia itu.

               Bahwa  manusia  dalam  batinnya  beragama,  ini  dibatalkan  oleh
               beberapa  penyelidikan  yang  tenang,  yang  membuktikan  beberapa
               bangsa  di  dunia  tak  mengetahui  agama.  Akhirnya  kalau  kita  baca
               "pergerakan  kekal  buat  perpaduan  manusia  dan  Tuhan"  menurut
               filsafat  fasis  itu,  kita  ditarik  lagi  ke  negara  Kapilawastu,  ke  kaki
               gunung  Himalaya;  mengagumkan  percobaan  Gautama  Budha,
               mempersatukan  rohnya  dengan  roh  Alam  buat  masuk  ke  Nirwana.
               Cuma  Gautama  Budha  tak  seperti  Mussolini  memakai  tongkat  dan
               "kastor-olie"  buat  mematahkan  semangat  dan  paham  musuhnya
               Mateotti, pemimpin sosialis Italia, musuh besar Mussolini yang hilang
               lenyap  selama-lamanya  buat  melakukan  "paduan  dengan  Tuhan  itu"
               dengan lekas.

               Perjuangan  klas  tertutup  dan  terbuka.  Inilah  arti  filsafat  yang
               sebenarnya  dari  arti  Dialektika  yang  sebetulnya.  Ia  boleh  melayang
               tinggi seperti Hegelis dan tinggal di tanah, di perut, seperti dialektis
               materialisme  (orang  mesti  makan  dahulu  sebelum  berpikir,  kata
               Engels),  tetapi  filsafat  itu  adalah  bayangan  masyarakat  yang
               bertentangan, bukan bayangan Absolute Idee seperti kata Hegel.

               Pada permulaan, filsafat itu timbul pokok, yang jadi persoalan, ialah
               "semua  ini".  Ahli  filsafat  bertanya:  "semuanya  ini,  bumi,  langit  dan
               pikiran itu sendiri, apakah artinya?" Lama-lama persoalan "semua ini"
               cerai-berai. Bumi dan langit sudah jatuh menjadi ilmu Bintang, yang
               sesudah  Galilei,  Copernicus,  Newton,  Einsten  dll.  Mendapat  undang
               yang sementara boleh dikatakan sempurna.
               Bumi kita ini jatuh kepada Ilmu Bumi, Geography dan Ilmu Tanah,
               Geology, yang sendirinya mempunyai daerah dan mempunyai undang
               pula.  Perkara  yang  berhubungan  dengan  Zat  dan  Kodrat,  jatuh  pada
               Ilmu  Alam.  Perkara  yang  berhubungan  dengan  berpaduan  beberapa
               zat, sehingga mendapatkan sifat baru, termasuk pada Ilmu Kimia. Ilmu
               Alam  yang  mulanya  memeluk  Ilmu  Kimia,  sekarang  menceraikan
               dirinya dari Ilmu Listrik, yang sekarang karena besar daerahnya dan
               dalam artinya mesti dipelajari sendirinya.





                                                                                          45
   41   42   43   44   45   46   47   48   49   50   51