Page 22 - Buku Referensi Biopolimer Kitosan
P. 22

Shrimp (Pandalus borealis)  17.0  Mucor rouxii       9.4
             Shrimp (Crangon crangon)  17.8  Neurospora crassa    8.0 – 11.9
             Shrimp (Penaeus monodon)  40.4  Penicilium chrysogenum  19.5 – 42.0
             Craw ish (Procamborus clarkia) 13.2  Trichoderma viridis  12.0 – 22.0
             Krill (Euphausia superba)  24.0  Blastomyces dermatidis  13.0
             Prawn                   33.0    Histoplasma capsulatum  25.8 – 26.4
                                             Paracoccidioides brasiliensis  11.0

                 Pada  prinsipnya,  kedua  biomassa  menawarkan  beberapa
            keuntungan sekaligus kerugian. Di satu sisi, rute sintetis kitosan yang
            dibuat dari cangkang krustasea sudah mapan. Namun, kekurangan
            dari  penggunaan  sumber-sumber  ini  adalah  pasokan  musiman,
            penggunaan  jumlah  besar  senyawa  alkali  dan  asam,  pemrosesan
            pada temperatur tinggi dan proses sintetis yang lama menyebabkan
            biaya  sintesis  yang  tinggi,  serta  berat  molekul  hasil  polimer  yang
            tinggi serta pengotor protein yang merusak aplikasi biomedisnya.
            Di  sisi  lain,  jalur  sintesis  kitosan  dari  jamur  belum  ditingkatkan
            terutama karena rendahnya kandungan kitin dari berbagai jamur.
            Meskipun demikian, banyak manfaat menggunakan jamur sebagai
            sumber produksi kitosan karena tingkat deasetilasi yang lebih tinggi,
            pasokan biomassa jamur yang lebih tinggi, dan berat molekul sedang
            hingga rendah yang menguntungkan untuk aplikasi biomedis.



            2.2  Proses  Sintesis  Kitosan

                 Rute  sintetis  kitosan  dari  cangkang  krustasea  yang  telah
            dikembangkan  dan  digunakan  secara  ekstensif  terdiri  dari  empat
            langkah  yaitu  (i)  proses  penghilangan  mineral  (demineralisasi),
            proses penghilangan protein (deproteinisasi), penghilangan warna,
            dan  proses  deasetilasi.  Dalam  banyak  kasus,  terdapat  proses  pre-
            treatment yang dilakukan dengan pencucian, perebusan, pengeringan
            dan penggilingan untuk menghilangkan zat organik terlarut, protein
            dan  memecah  struktur  kristal  kitin.   Demineralisasi  dimaksudkan
            untuk menghilangkan kalsium karbonat, penyusun anorganik utama
            dari cangkang krustasea. Umumnya, asam klorida encer digunakan
            untuk demineralisasi serta menghindari hidrolisis kitin. Selanjutnya,




            14      BIOPOLIMER  KITOSAN DAN PENGGUNAANNYA ALAM  FORMULASI OBAT
   17   18   19   20   21   22   23   24   25   26   27