Page 30 - Buku Referensi Biopolimer Kitosan
P. 30
Sebagai material biopolimer, kitosan memiliki karakteristik
isika, kimia dan biologi yang sangat beragam. Hal ini tentu karena
metode sintesis dan sumber biomassa yang digunakan berbeda-
beda. Dalam konsep pengembangan material, proses yang berbeda
akan mempengaruhi struktur dan sifatnya. Oleh karena itu, dalam
pengaplikasiannya di dunia Farmasi karakterisasi kitosan secara detil
perlu dilakukan untuk mengidenti ikasi apakah karakteristik kitosan
yang dihasilkan sesuai dengan spesi ikasi material yang dibutuhkan.
3.1 Pengujian Sifat Fisika Kitosan
3.1.1 Uji Organoleptik
Uji organoleptik merupakan pengujian yang didasarkan
pada proses penginderaan (sensory). Oleh karena sifat
pengujiannya yang subjektif dan kualitatif, prosedur uji
organoleptik material di atur dalam SNI 01-2346-2006.
Pun demikian dengan uji organoleptik kitosan, penilaian
menggunakan alat indera ini meliputi kenampakan, warna,
bau, dan konsistensi/tekstur. Hal-hal yang perlu diperhatikan
saat uji organoleptic meliputi temperatur ruangan pengujian,
ukuran sediaan (sampel), kode sampel dan jumlah sediaan.
3.1.2 Uji Rendemen, Kadar Air, & Kadar Abu
Karakterisktik Fisika berikutnya adalah nilai rendemen,
kadar air dan kadar abu. Rendemen (yield) dihitung dari
nisbah antara massa bersih kitosan terhadap massa biomassa
kering yang digunakan untuk sintesis. Rumusan matematis
ditunjukkan sebagai berikut:
massa bersih kitosan kering (kg)
Rendemen (%)= x 100%
massa biomassa kering (kg)
Kadar air dalam kitosan juga penting untuk dikarakterisasi.
Kitosan merupakan biopolimer yang bersifat hidro ilik sehingga
dapat dengan mudah menyerap molekul-molekul air di udara di
sekitarnya. Adapun, kadar air yang terkandung dalam sediaan
22 BIOPOLIMER KITOSAN DAN PENGGUNAANNYA ALAM FORMULASI OBAT